welcome

I made this widget at MyFlashFetish.com.

TDW Club

www.kutukutubuku.com

Sabtu, 30 Oktober 2010

Gaya Bahasa dalam Bahasa Indonesia

Pengertian Masing-masing Jenis Gaya Bahasa dan Contoh Pemakaiannya.

Di bawah ini disampaikan pengertian dari jenis-jenis gaya bahasa di atas yang dirumuskan secara bebas oleh peneliti berdasarkan pemahaman yang penulis peroleh dari berbagai sumber:

1.Klimaks, yang disebut juga gradasi, adalah gaya bahsa berupa ekspresi dan pernyataan dalam rincian yang secara periodek makin lama makin meningkat, baik kuantitas, kualitas, intensitas, nilainya.

Contoh:

Idealnya setiap anak Indonesia pernah menempuh pendidikan formal di TK, SD, SMP, SMA/SMK, syukur S2, S3 sampai gelar Doktor dan kalau mengajar di Perguruan Tinggi bergelar Profesor/Guru Besar pula.

Dalam apresiasi sastra, mula-mula kita hanya membaca selayang pandang puisi yang akan kita apresiasi, lalu kita membaca berulang-ulang sampai paham maksudnya, merasakan keindahannya, terus mengkajidalami, bisa membawakannya penuh penghayatan, sampai kita mampu menghargai keberadaan dan mencintainnya, syukur juga terpangil untuk kreatif menciptakan bentuk-bentuk sastra.



2.Antiklimaks merupakan antonim dari klimaks adalah gaya bahasa berupa kalimat terstruktur dan isinya mengalami penurunan kualitas, kuantitas intensitas. Gaya bahasa ini di mulai dari puncak makin lama makin ke bawah.

Contoh:

Bagi milyader bakhlil, jangankan menyumbang jutaan rupiah, seratus ribu, lima puluh ribu, sepuluh ribu, seribu rupiah pun ia enggan, masih dihitung-hitung.

Jauh sebelum memperoleh mendali emas dalam Olimpiade Athena 2004 cabang bulutangkis, Taufik Hidayat niscaya telah menjadi juara nasional dan sebelumnya juga tingkat propinsi, kabupaten, malahan pula tingkat kecamatan, desa, RT/RW.



3.Paralelisme adalah gaya bahasa berupa penyejajaran antara frase-frase yang menduduki fungsi yang sama.

Contoh: Kriminalitas dan kemaksiatan itu akan menyengsarakan banyakmorang, membuat menderita kurban-kurbannya.



4.Repetisi adalah gaya bahasa dengan jalan mengulanmg pengunaan kata atau kelompok kata tertentu.

Contoh:

Seumpama eidelwis akulah cinta abadi yang tidak akan pernah layu

Seumpama merpati akulah kesetiaan yang tidak pernah ingkar janji

Seumpama embun akulah kesejukan yang membasuh hati yang lara

Seumpama samudra akulah kesabaran yang menampung keluh kesah segala muara.



5.Aliterasi adalah gaya bahasa berupa perulangan bunyi konsonan.

Contoh:

Widyawan Wisik Wahyu Wastika suka menekuni spiritualitas.

Sahabatku bernama Fajar Firman Firdaus Filosofi.

Jadilah jantan jujur jenius!

Nama mahasiswi itu Cici Cantika Cangggih Cendikiawati



6.Elipsis adaklah gaya bahasa berupa penyusunan kalimat yang mengandung kata-kata yang sengaja dihilangkan yang sebenarnya bisa diisi oleh pembaca/penyimak.

Contoh:

- Pembangunan mencakup dua hal yakni pembangunan material dan …….,pembangunan lahiriah dan …….., pembangunan individual dan ……….

Apa saja yang ada di dunia serta berpasangan ada siang ada ………, ada baik ada…….., ada terang ada ………, ada pertemuan ada …….., roda berputar kadang di atas kadang …………



7.Eufemisme adalah gaya bahasa berupa pengungkapan yang sifatnya menghaluskan supaya tidak menyinggung perasaan, tidak terasa tajam.

Contoh:

-Karena melakukan sesuatu yang kurang pas, Pak Bandot akhirnya dikenai pension dini.

(Terlibat skandal, korupsi, dipecat, di PHK)

-Anak itu tinggal kelas karena agak terlambat dalam mengikuti pelajaran.

(Bodoh)

8.Litotes adalah gaya bahasa yang sifatnya merendahkan diri, tidak sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya namun tidak punya maksud agar orang percaya dengan hal itu, pembicara/penyimak tahu apa yang sebenarnya ia maksudkan.

Contoh:

a. Kalau Anda tidak keberatan, mampirlah ke gubug kami di Jalan Pemuda No. 100 Surakarta.

b. Yogya-Solo terpaksa kita tempuh 2 jam karena kita hanya naik gerobak.



9.Tautologi adalah sarana retorika yang menyatakan sesuatu secara berulang dengan kata-kata yang maknanya sama supaya diperoleh pengertian yang lebih mendalam, misalnya:

Tak ada badai tak ada topan, tiba-tiba saja ia marah.

So pasti, buku-buku bermutu banyak memberikan manfaat bagi pembacanya.



10.Pleonasme adalah sarana retorika semacam tautologi dengan kata kedua yang sudah dijelaskan oleh kata pertama.

Contoh:

Silakan maju ke depan, setelah itu naik ke atas.

Hujan yang basah menyuburkan tanah-tanah rekah



11. Erotesis/pertanyaan retoris adalah gaya bahasa berupa pengajuan pertanyaan untuk memperoleh efek mengulang tanpa menghendaki jawaban, karena jawabannya sudah tersirat di sana. Gaya bahasa ini acap digunakan oleh para orator.

Contoh:

Biaya pendidikan di Perguruan Tinggi sangat mahal. Bisakah rakyat kecil menyekolahkan anaknya sampai ke sana? Siapa yang bisa berkuliah kalau bukan kaum berada?



12.Koreksio/Epanotesis adalah gaya bahasa berupa pernyataan yang terkesan meyakinkan, namun disadari mengandung kesalahan. Atas kesalahan itu lalu dilakukan pembetulan.

Contoh:

Sudah setengah abad kita merdeka, eh bukan, 60 tahun malah, nah selama itu, kemajuan apasajakah yang sudah kita capai?

Dalam dunia sastra, kita mengenal Pelopor Angkatan ’45 yaitu Rendra, ah bukan, bukan Rendra, yang benar adalah Chairil Anwar.



13.Hiperbola adalah gaya bahasa berupa pernyataan yang sengaja dibesar-besarkan dan dibuat berlebihan.

Contoh:

-Saya ucapkan beribu-rbu terima kasih atas perkenan Bapak dan Ibu menghadiri undangan panitia.

Bertemu kamu sayang, wahai sahabatku yang elok dan indah, syahdu, hati berbunga-bunga sejuta rasanya terbang melayang di angkasa bahagia.



14.Paradoks adalah gaya bahasa berupa pernyataan yang mengandung kontras/pertentangan, namun ternyata mengandung kebenaran.

Contoh:

-Betapa banyak orang yang dalam kesendiriannya merasa kesepian di kota sehiruk-pikuk Jakarta.

-Sebagai dosen, terus terang, saya juga banyak belajar dari mahasiswa-mahasiswi saya.



15.Persamaan/simile adalah bahasa kiasan berupa pernyataan satu hal dengan hal lain dengan menggunakan kata-kata pembanding.

Contoh:

-Nyalakanlah semangat bagai dian nan tak kunjung padam

-Bersabarlah seperti samudra yang mampu menampug keluh kesah segala muara.



16.Metafora adalah bahasa kiasan sejenis perbandingan namun todak menggunakan kata pembanding. Di sini perbandingan dilakukan secara langsung tanpa kata sejenis bagaikan, ibarat, laksana, dan semacamnya.

Contoh:

Kesabaran adalah bumi

Kesadaran adalah matahari

Keberanian menjelma kata-kata

Dan perjuangan adalah pelaksana kata-kata(sebuah bait dalam puisi Rendra)



17.Alegori adalah kata kiasan berbentuk lukisan/cerita kiasan, merupakan metafora yang dikembangkan.

Contoh:

Sanjak “Menuju Ke Laut” karya Sutan Takdir Alisyahbana. Biasanya bersifat simbolis



18.Personifikasi/Penginsanan adalah gaya bahasa yang mempersamakan benda-benda dengan manusia, punya sifat, kemampuan, pemikiran, perasaan, seperti yang dimiliki dan dialami oleh manusia.

Contoh:

Angin bercakap-cakap sama daun-daun, bunga-bunga, kabut dan titik embun.

-Indonesia menangis, duka nestapa Aceh memeluk erat sanubari bangsaku.



19.Alusio adalah gaya bahasa yang menampilkan adanya persamaan dari sesuatu yang dilukiskan yang sebagai referen sudah dikenal pembaca.

Contoh:

Bandung dikenal sebagai Paris Jawa.

Bung Karno – Bung Karno kecil menunjukkan kebolehannya dalam lomba pidato membawakan fragmen “Di Bawah bendera Revolusi”.



20.Sinekdoke adalah bahasa kiasan dengan cara menyebutkan sesuatu bisa sebagian untuk menyatakan keseluruhan (pars pro toto), bisa pula sebaliknya keseluruhan digunakan untuk menyebut yang sebagian (totum pro parte)

Contoh totum pro parte:

Dalam copa Amerika 2004, Brazil mengalahkan Argentina.

Karya-karya menjadi cindera mata bagi dunia

Contoh pars pro toto:

1.Korban gelombang Tsunami 26 Desember 2004 mencapai 100 jiwa lebih.

2.Dalam Idul Adha tahun ini, Masjid Al-Amin berkurban 6 ekor sapi 10 ekor kambing.



21.Metonemia adalah bahasa kiasan dalam bentuk penggantian nama atas sesuatu.

Contoh:

Kita harus bersyukur tinggal di negeri Zamrud Khatulistiwa yang elok permai ini

Panda banyak terdapat di negeri Tirai Bambu.



22.Ironi/sindiran adalah gaya bahasa berupa penyampaian kata-kata denga berbeda dengan maksud dengan sesungguhnya, tapi pembaca/pendengar, di harapkan memahami maksud penyampaian itu.

contoh:

Kuakui, kutu buku yang satu ini memang berpengetahuan luas sekali.



23.Satire adalah gaya bahasa sejenis ironi yang mengandung kritik atas kelemahan manusia agar terjadi kebaikan . tidak jarang satire muncul dalam bentuk puisi yang mengandung kegetiran tapi ada kesadaran untuk berbenah diri.

Contoh:

Aku lalai di pagi hari

Beta lengah di masa muda

Kini hidup meracun hati

Miskin ilmu miskin harta

(Bait II puisi “Menyesal” karya M. Ali Hasymi)

Kamis, 28 Oktober 2010

Burung Jelita

Pagi-pagi buta aku sudah terbangun oleh dering handphoneku yang senada ketika ia berputar bergesekan dengan meja. Sungguh mengesalkan terbangun seperti itu. Aku berusaha tidak mengubrisnya tapi percuma. Telepon itu dari Sinta. Dan kalau tidak aku angkat, maka mampuslah aku. Jadi aku angkat telepon itu, dengan benar-benar enggan.
“Halo?”
“Banguun, Say. Kau tidak lupa janji kita, kan?” kata Sinta, bertepatan dengan saat aku mengeluarkan uap panjangku.
“Apa? Oh, iya. Tentu saja. Aku, err..dalam perjalanan kesana.” Bohong.
“Bohong. Aku dengar tadi kau menguap. Sudah kamu di situ saja. Biar aku yang kesana.”

Sinta memutuskan hubungan. Sepertinya ia sedang berada di dalam bus. Sungguh berisik. Begitulah bus kota. Dan itulah kenapa aku lebih memilih naik sepeda. Kadang Sinta mewanti-wanti supaya aku mau sekali-kali naik bus. Katanya ia sulit melihatku belakangan ini. Tentu aku naik bus sekali-kali. Tapi tidak setiap kali. Banyak kejahatan terjadi di dalam bus. Dan kasus kecelakaan juga. Sepeda? Hampir tidak pernah.
Aku mengambil handukku dan 15 menit kemudian sudah berpakaian lengkap. Yaa, lebih lambat dari biasanya. Aku masih setengah tertidur. Semalam aku naik ranjang jam 3. Kerjaan betul-betul menumpuk dan satu-satunya hari liburku harus kuhabiskan bersama Sinta. Apa yang lebih buruk dari semua ini? Aku pikir, bisa-bisa aku pensiun dini.

Sepi Tanpamu

sing.

Jalani hariku yang sepi tak bertepi
Menghanyutkan suasana hati
Kuhanya bisa meratapi kesunyian ini
Tanpa kau sang pujaan hati

Kini kumulai menyadari sepinya hati
Membuat hidupku tak berarti
Saatnya kini ku mencari yang terbaik
Untuk di akhir hidupku nanti

* Tapi tak semudah kubayangkan
Semua itu perlu waktu

reff : Akhirnya kumengerti dan kusadari
Kehampaan hatiku tanpa dirimu
Kuingin bersamamu lewati ruag waktu
Jalani hidup bersama

Waktu akan terus berlalu tiada yang tau
Sampai kapankah aku
Terhanyut dalam bayangmu terdiam beku
Ingin kucurahka isi hatiku

by: wahyu

Merapi Masih Awas, Warga Nekat Pulang

Gunung Merapi masih berstatus awas, tapi warga sekitar banyak yang nekat pulang ke rumah setidaknya untuk menengok dan memberi makan ternak yang sudah beberapa hari ditinggalkan. Lihat saja Hartini, yang Kamis (28/10) pagi memilih meninggalkan barak pengungsian dan pulang ke rumahnya di Desa Ngrangkah, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.

Ia tahu status Merapi masih awas. Namun apa boleh buat, demi ternak-ternak tercinta Hartini mengabaikan larangan pemerintah. Marsidi, sang suami, turut serta sambil mencari rumput seadanya. Maklum, sejak Merapi meletus bukan hal gampang mendapatkan rumput karena nyaris seluruh tanaman meranggas bahkan terpanggang.

Kendati demikian, setidaknya Hartini masih bersyukur karena tiga ekor sapinya masih utuh di kandang. Bagi warga desa seperti Hartini, sapi bukanlah sekadar ternak. Sapi merupakan harta dan sumber kehidupan. Dari sapi lah keluarganya bertahan hidup dengan menjual 10 liter susu per hari. Kehilangan sapi bagi keluarga sederhana ini bisa jadi sama saja dengan kehilangan kehidupan itu sendiri.

Ratusan Rumah di Sibora Selatan Tersapu Bersih

Sejumlah desa di Mentawai Sumatera Barat tersapu gelombang tsunami yang terjadi pada Senin malam. Salah satunya Kecamatan Sibora Selatan, Mentawai, Sumbar. Ratusan rumah tersapu bersih. Hanya beberapa rumah yang masih bertahan, Kamis (28/10).

Salah satu desa di Sibora Selatan kondisinya cukup parah. Sekitar 13 warga tewas dalam musibah gempa dan tsunami dan satu orang hilang.

Sementara warga yang selamat memilih mengungsi ke perbukitan. Warga masih trauma dengan tsunami yang menghancurkan desa mereka. Selain itu warga khawatir akan terjadi tsunami susulan.

Sesekali warga turun dari bukit untuk membersihkan mengumpulkan sisa-sisa barang dari reruntuhan rumah mereka. Lokasi Sibaru Selatan memang cukup sulit dicapai. Untuk menuju ke lokasi, diperlukan waktu sekitar empat jam dengan menggunakan perahu. Kondisi ini pun menghambat pendistribusian bantuan.

Polisi Berhasil Identifikasi Crew Pesawat Skytruck


Lima korban jatuhnya pesawat milik Polri di Nabire Papua berhasil diidentifikasi. Lewat pesan singkatnya yang diterima Liputan6.com , Kadiv Humas mabes Polri Irjen Pol Iskandar menyatakan kelima korban tewas dalam kecelakaan pesawat SkyTruck milik Polri di Nabire adalah Pilot AKP Irwan, Iptu bayu (Co Pilot), Ipda M Amri (Crew), Briptu H Rianto (Crew) dan Briptu Aipul Bahri (Crew).

Pesawat jenis Skytruck milik Mabes Polri Jatuh di Desa Wami Distrik Wangar Nabire, Papua (27/10). Pesawat tersebut jatuh karena cuaca buruk. Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Wahyono menyatakan, pesawat tersebut semula akan kembali ke Jakarta setelah membawa bantuan korban Banjir Wasior. " Semula pilot akan melakukan pendaratan darurat namun saat mendarat pesawat menabrak pohon dan terbakar " kata Wahyono.

Pesawat dengan nomor lambung 4204 itu jatuh di Desa Wami Distrik Wangga Kabupaten Nabire. Pesawat itu tengah membawa bantuan kepada korban bencana banjir Wasior melalui jalur udara. Pesawat berangkat dari Sentani sekitar pukul 17.00 WIT dan tiba di bandara Nabire pukul 15.30 WIT untuk mengisi bahan bakar.

Jenazah Mbah Maridjan Tiba di Pemakaman


Setelah menempuh perjalanan selama 40 menit dari Rumah Sakit Dokter Sardjito menuju lokasi pemakaman, iring-iringan mobil pengantar jenazah korban letusan Gunung Merapi tiba di Dusun Srunen, Desa Glagahardjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Kamis (28/10) siang. Meski jenazah Mbah Maridjan dan jenazah korban lainnya belum diturunkan dari mobil jenazah, ribuan warga sudah memenuhi liang lahat.

Sejumlah kerabat terlihat mulai mendaraskan ayat-auat suci Alquran di depan makam yang berlokasi di kecamatan yang sama dengan kediaman Mbah Maridjan yaitu Kecamatan Cangkringan. Seperti direncanakan, seluruh jenazah korban awan panas Merapi ini akan dimakamkan secara bersama-sama di Sidorejo, namun tidak dalam satu liang lahat. Sedangkan di Dusun Srunen, pemakaman hanya dilakukan untuk Mbah Maridjan serta dua korban lainnya.

Penggunaan Laras Bahasa Ilmiah

Laras BahasaLaras Bahasa Ekonomi Merupakan Laras Berbentuk Ilmiah Yang Penggunaan Gaya Bahasa Menunjukkan Kematangan Dan Keintelektualan Keintelektualan

Ragam Dan Laras BahasaRAGAM DAN LARAS BAHASA Digunakan Di Kalangan Terdidik Di Dalam Karya Ilmiah Timbul Dua Masalah Pokok Yaitu Masalah Penggunaan Bahasa Baku Dan

Mendewa Upaya Bahasa Melayu Sebagai Bahasa Ilmiah Disokong Tetapi Untuk Menjadikan Bahasa Melayu Sebagai Bahasa Ilmiah Mestilah Disokong Kuat Oleh Penggunaan Peristilahan Kosa Kata Umum Tatabahasa Sebutan Dan Laras Bahasa

LARAS BAHASAAsmah HjOmar 1984 Berpendapat Bahawa Laras Bahasa Ialah Khusus Dalam Penggunaan Bahasa Berbentuk Ilmiah Iaitu Laras Bahasa Yang Mengungkapkan Ilmu Bersifat Formal

LESTARI BESTARI LARAS BAHASA 2 Laras Bahasa Ilmiah Dan Bersifat Formal Dan Tidak Menggunakan Bahasa Basahan Penggunaan Laras Bahasa Perniagaan Dalam Bahasa Melayu Amat Penting Khususnya Dalam Aspek

Laras BahasaLaras Bahasa Boleh Ditakrifkan Sebagai Ciriciri Khusus Penggunaan Bahasa Mengikut Bidangs Teks Esei Dan Karya Ilmiah Wartawan Atau Pengarang Akhbar Menggunakan Bahasa Untuk

Buku Dan Cdrom Pencetak Dan Pengedar Buku Dewan Bahasa Dan Buku Ini Menerangkan Tentang Satu Aspek Sosiolinguistik Iaitu Bahasa Dan Penggunaannya Atau Laras Bahasa Satu Daripada Bidang Penggunaan Bahasa Iaitu Bidang Ilmiah Telah

LARAS BAHASAGaya Dan Penggunaan Sesuatu Bahasa Gaya Merujuk Kepada Pelisanan Dan Penulisan Laras Bahasa Sains Laras Ilmiah Berbahasa Moden Bersifat Formal Dan Menidakkan Bahasa

Buku Dan Cdrom Pencetak Dan Pengedar Buku Dewan Bahasa Dan Ini Menyelidik Satu Aspek Sosiolinguistik Yakni Bahasa Dan Penggunaan Atau Laras Bahasa Oleh Itu Dalam Bahasa Ini Satu Daripada Bidang Penggunaan Bahasa Yakni Bidang Ilmiah

BahasakuC Penggunaan Laras Bahasa Perniagaan Dalam Bahasa Melayu Amat Penting Khususnya 617 Gaya Bahasa A Berbentuk Ilmiah Iaitu Laras Bahasa Yang Mengungkapkan Ilmu

Kalimat yang Bikin Si Dia Klepek-klepek

Ketika Anda memikirkan tentang bercinta, hasrat itu datang dari dalam pikiran Anda. Sebelum Anda membiarkan insting Anda bekerja, sentuhan diantara pasangan yang memulai hal tersebut. Namun, selain posisi bercinta, satu hal yang membuat semuanya bekerja adalah bisikan dan kata-kata yang Anda ucapkan kepada pasangan Anda.

Ian Kerner, PhD, penulis Passionista, mwnuliskan, "Berbicara atau mendengar kata-kata yang membuat insting Anda bekerja, merangsang transmisi dopami, sehingga memainkan peran besar dalam rangsangan seksual. Kata-kata itu dapat meningkatkan intensitas emosional dan fisik dari pengalaman."

Sedangkan, Logan Levkoff, PhD, seorang seksolog di New York, mengatakan, "Wanita terkadang susah untuk mengungkapkan perasaan mereka ketika insting sudah mulai bekerja. Kebanyakan wanita tidak yakin apa yang terdengar seksi, sehingga mereka tidak mengatakan apa-apa. Akibatnya, Anda kehilangan kesenangan ketika bercinta."

"Aku Datang," kalimat ini begitu sederhana, namun begitu kuat dan berarti. "Menjadi pasangan yang sangat berarti adalah sumber utama kebanggaan bagi setiap laki-laki," kata Levkoff.

"Memberitahu pasangan Anda bahwa Anda merasa sangat bersemangat ketika berhadapan dengannya, membuat dia merasa sangat dihargai." Ini bukti bahwa dia berhasil memuaskan Anda.

Kerner menambahkan, jika pikiran Anda mulai berkelana atau Anda sedang menekankan tentang hal-hal lain, dan menyatakan apa yang terjadi pada Anda. Hal ini menunjukkan kepadanya bahwa dia melakukan sesuatu yang benar.

Perasaan Yang Hilang

Pernahkah kau merasa
semua itu hampa
Pikiranku pun berkata,
Aku telah binasa
Dan lepaskan semua
Resah dihatimu
Lupakan masa lalu
Semua itu palsu

Malam berganti siang
Tapi aku tak mengerti
Apa yang terjadi
Dan lepaskan semua
Rasa dihatimu
Lupakan masa lalu
Aku bukan yang dulu

Reff : Semua telah berakhir
Dan cintapun telah pergi
Tinggalkan masa lalu
Simpan semuanya dihatimu

Semua kenangan indah
Kini tinggal cerita
Takkan mungkin kulupa
Pasti kuingat selamanya

bridge : Takkan ku kejar lagi
Semua yang telah pasti
Takkan kuingat lagi
Hari kau pergi

C.A.P.E bis beresin rmh sndiri nd kelar'a sore... grrr....

Pada dasarnya bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang telah digunakan dari kita kecil dan oleh semua aspek masyarakat Indonesia, mulai dari bentuk lisan maupun tulisan. dari segi tulisan, pemanfaatan bahasa Indonesia dapat dibedakan menajdi tiga macam. yaitu, Ilmiah, semi ilmiah dan non ilmiah. Tapi tidak lepas juga dalam ejaan ataupun kesalah dalam penulisan sebuah karya ilmiah, seharusnya dalam sebuah penulisan ilmiah harus mengikuti aturan atau tata cara yang ada. Agar penulisan yang disampaikan berkesan berisi dan mempunyai bobotnya, dan kata-katannya pun sopan, jelas dan bisa cepat dimegerti pembaca.


Contoh Wacana Ilmiah :
Mengenal Kanker Serviks - Penyakit Kanker Leher Rahim

Kanker servik umumnya dikenal dengan penyakit kanker leher rahim, jenis penyakit ini banyak dialami oleh kaum hawa (wanita). Saat ini, kanker serviks menjadi penyebab kematian wanita nomor dua di dunia setelah penyakit jantung koroner. Namun dalam kurun waktu setahun ke depan diprediksi kanker leher rahim akan menjadi penyebab kematian wanita nomor satu, jika tidak dilakukan upaya deteksi dini dan pengobatannya. Akan sangat menakutkan..

Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, penyakit kangker serviks merupakan penyebab utama kematian. Di dunia, setiap dua menit seorang wanita meninggal dunia akibat kanker serviks. Jadi, jangan lagi memandang ancaman penyakit ini dengan sebelah mata. Maka waspadalah !

1. Apa itu kanker serviks? - Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah jenis penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim. Yaitu, bagian rahim yang terletak di bawah, yang membuka ke arah liang vagina. Berawal dari leher rahim, apabila telah memasuki tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh.

2. Seberapa berbahaya penyakit ini? - Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, saat ini penyakit kanker serviks menempati peringkat teratas di antara berbagai jenis kanker yang menyebabkan kematian pada perempuan di dunia. Di Indonesia, setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks, dan kira-kira sebanyak 8000 kasus di antaranya berakhir dengan kematian. Menurut WHO, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker serviks yang tertinggi di dunia. Mengapa bisa begitu berbahaya? Pasalnya, kanker serviks muncul seperti musuh dalam selimut. Sulit sekali dideteksi hingga penyakit telah mencapai stadium lanjut.

3. Apa penyebabnya? - Kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus). Virus ini memiliki lebih dari 100 tipe, di mana sebagian besar di antaranya tidak berbahaya dan akan lenyap dengan sendirinya. Jenis virus HPV yang menyebabkan kanker serviks dan paling fatal akibatnya adalah virus HPV tipe 16 dan 18. Namun, selain disebabkan oleh virus HPV, sel-sel abnormal pada leher rahim juga bisa tumbuh akibat paparan radiasi atau pencemaran bahan kimia yang terjadi dalam jangka waktu cukup lama.

4. Bagaimana penularannya? - Penularan virus HPV bisa terjadi melalui hubungan seksual, terutama yang dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Penularan virus ini dapat terjadi baik dengan cara transmisi melalui organ genital ke organ genital, oral ke genital, maupun secara manual ke genital. Karenanya, penggunaan kondom saat melakukan hubungan intim tidak terlalu berpengaruh mencegah penularan virus HPV. Sebab, tak hanya menular melalui cairan, virus ini bisa berpindah melalui sentuhan kulit.

5. Apa saja gejalanya? - Pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang mudah diamati. Itu sebabnya, Anda yang sudah aktif secara seksual amat dianjurkan untuk melakukan tes pap smear setiap dua tahun sekali. Gejala fisik serangan penyakit ini pada umumnya hanya dirasakan oleh penderita kanker stadium lanjut. Yaitu, munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan intim (contact bleeding), keputihan yang berlebihan dan tidak normal, perdarahan di luar siklus menstruasi, serta penurunan berat badan drastis. Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka pasien akan menderita keluhan nyeri punggung, hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal.

sumber: www.infoceria.com


Contoh wacana semi ilmiah

KELAPARAN JADI PERHATIAN SERIUS

Indeks Kelaparan Dunia (GHI) tahun 2008 menunjukkan bahwa kelaparan masih
merupakan perhatian serius di dunia dan terjadi perkembangan lambat dalam mengurangi keamanan pangan. Negara yang memiliki nilai GHI tertinggi kebanyakan berada di wilayah Sub-Saharan Africa dan Asia Selatan. Negara di daftar paling bawah meliputi Republik Demokrasi Kongo, Eritrea, Burundi, Republik Niger, dan Sierra Leone. Hal ini merupakan beberapa penemuan yang tertuang dalam “The Challenge of Hunger 2008: Global Hunger Index” yang dipublikasikan oleh Welthungerhilfe, International Food Policy Research Institute (IFPRI), dan Concern Worldwide. Klaus von Grebmer dan rekannya menyimpulkan bahwa pemecahan krisis pangan tersebut akan memerlukan beberapa inisiatif seperti bantuan pangan lebih bagi masyarakat miskin,
investasi lebih besar dalam bidang pertanian, dan batasan untuk menenangkan pasar pangan global.

Sumber : http://muthiah-muthiah.blogspot.com/2010/10/wacana-semi-ilmiah.html


Contoh wacana non ilmiah
Tren Pengguna Narkoba Semakin Muda

Tren penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba saat ini jangkauan permasalahannya semakin rumit dan meluas dengan berbagai fakta yang ditemukan di masyarakat di antaranya kecenderungan usia tingkat pemula penyalahguna narkoba yang semakin muda dan tingginya penyebaran virus HIV/AIDS oleh penyalahguna narkotika suntik. Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BNN Drs Made Mangkupastika didampingi oleh wakalakhar Drs Arifin Rachim dan Ketua Parsi Anwar Fuadi pada acara Hari Anti Narkoba Internasional (HANI).
Benar-benar terlindungi dari bahaya narkoba mengingat saat ini lebih dari tiga juta masyakat Indonesia menjadi pecandu. Dari jumlah tersebut 500 ribu di antaranya telah mengidap HIV/AIDS dri 800 pecandu suntik yang rentan terhadap penularan HIV/AIDS.
Saat ini, kata Mangkupastika, penyebaran disinyalir telah merambah sampai tingkat sekolah dasar. Kondisi ini sangat memprihatinkan bagi perkembangan generasi muda Indonesia, mengingat triliunan uang kita tersedot oleh bandar-bandar narkoba. Karena itu Badan Narkotika Nasional selalu berupaya mengkampanyekan agar generasi muda Indonesia nantinya mampu mengatakan Everybody No Drugs.
Menyadari kondisi di atas, kata kalakhar. Sangat penting bagi kita untuk berupaya menanggulangi keterlibatan generasi muda dalam penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai suatu institusi pemerintah yang memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam hal penanggulangan masalah narkoba, telah merumuskan berbagai kebijakan di berbagai pencegahan, penegakan hokum. Laboratorium terapi dan rehabilitasi maupun penelitian dan pengembangan informatika. Untuk dapat diaplikasikan oleh organisasi pada tingkat daerah, yaitu Badan Narkotika Propinsi (BNP) dan Badan Narkotika Kabupaten (BNK). Sementara itu Wakil Kepala Pelaksana Harian BNN Drs Arifin Rachim mengatakan, mengingat penyebaran narkoba sudah sampai kepada anak-anak sekolah, sangat tepat kiranya Pada Peringatan Hari Tanpa Narkoba Internasional mengambil tema Children and Drugs…Drugs are not Childs play. Yang mengandung arti “ Narkoba Bukan Mainan Anak-anak”. Tema ini diambil karena anak-anak merupakan eleman masyarakat yang paling rentan terhadap bahayanya narkobayang destruktif. Mengingat sifat anak-anak yang cenderung meniru apa yang diperbuat publik figure. Dalam peringatan HANI 2006 para publik figure diajak serta untuk mengkampanyekan hidup tanpa narkoba, terutama kalangan artis yang disinyalir banyak menggunakan narkoba. Sebenarnya bahaya narkoba dapat menyerang semua kalangan, termasuk anak-anak masih dalam kategori yang harus mendapat perlindungan. Sehingga tanggung jawab perlindungan terhadap mereka menjadi tugas seluruh lapisan masyarakat mulai dari keluarga sampai pemerintah.
Masyarakat harus ikut bertanggung jawab untuk menyejahterakan anak-anak, karena itu sasaran kampanye narkoba terdiri dari orang tua, anggota keluarga, kerabat, kawan, tetangga,guru, pekerja sosial, dan berbagai elemen masyarakat untuk mengawasi dan berbuat sesuatu demi kepentingan anak-anak dengan cara menjauhkan anak-anak dari bahaya narkoba, sebab anak-anak inilah cikal bakal penerus kelangsungan suatu bangsa.

Jumat, 22 Oktober 2010

Balada Sebuah Tugas Statistik

Brakk!!…

Pintu terbuka dengan keras. Sepi. Tak ada siapa-siapa di dalam. Pasti, sebab, penghuni lain sibuk dengan aktivitas di tempat kerja masing-masing. Termasuk dia, kalau saja dia tidak teringat satu hal. Sungguh dia menyesal kenapa tidak menuruti nasihat orang-orang di sekitarnya. Ah, seandainya aku memasang alarm di ponselku. Seandainya aku menuliskan di papan. Seandainya aku…

Oh, mengapa aku mesti menjadi orang pelupa? Bukankah aku masih muda? Apa memang memori otakku terbatas? Aku ingat, otak punya memori yang sangat besar. Setidaknya, aku masih ingat beberapa hal yang aku lakukan di waktu kecil. Artinya, aku masih mampu merekam dengan baik kejadian 15 tahun lalu. Bukankah itu hebat. Tapi, mengapa aku lupa dengan semua tugas yang baru diberikan seminggu lalu? Orang bilang semua itu karena keteledoranku. Benarkah aku teledor?

Brak!!…

Nasib pintu kamar pun tak berbeda dengan pintu ruang depan. Terbuka dengan dorongan keras dan kasar, membuyarkan dialog yang berlangsung antara otak dan hatinya. Dengan napas memburu, tangannya mengobrak-abrik meja kayu penuh tumpukan kertas dan buku. Dia tak peduli dengan buku dan kertas yang barjatuhan akibat ulah kasarnya. Sesekali, matanya melirik jam di dinding kamar. Detik-detiknya terus berjalan, berputar mendorong menit demi menit terlewati. Detak jantungnya seolah ingin mengejar setiap detik yang terlewat cepat. Setiap detik yang selalu menambahkan butiran keringat di dahinya.

“Ah…! Akhirnya ketemu juga.” Desisnya sedikit lega. Sedikit, sebab, waktu yang dimiliki tidak banyak. Disekanya keringat yang semakin berkilat di kening untuk mengurangi kegugupan yang terlalu lama menemani. Dipandanginya tulisan di kertas yang sedang dipegangnya. Terbayang di kertas itu seorang dosen killer berkumis lebat dengan sorot mata tajam ingin menelannya bulat-bulat. Siapa yang mau berurusan dengan dia lagi? Mengumpulkan tugas tepat waktu saja masih mendapat omelan dan sanksi kalau penulisannya tidak sesuai dengan keinginannya. Apalagi kalau telat mengumpulkan? Dan, aku? Dani mencoba mengingat-ingat. Selalu telat mengumpulkan tugas. Alasannya pun bisa ditebak oleh semua orang. LUPA!

“Oh, Tuhan!” dia menepuk jidat dengan keras. Dia segera tersadar dengan masalah yang menerornya. “Bukankah semua jawaban ini ada di buku Statistika. Dan, bukuku… di mana bukuku??”

Dia empaskan pantatnya di kasur. Kedua tangan pucat itu meremas-remas rambutnya dengan kuat. “Sialan si Roni!” kutuknya kesal. Dengan gusar dia menekan keypad ponsel. Mulutnya mengerucut, dahinya berkerut. Mendengarkan nada ponsel yang hanya berbunyi tut..tut…, Dicobanya sekali lagi.

Tuu…ut. Tuu..ut. Tuu..ut. “Halo!? Eh, Dani. Ke mana pula kau, kok nggak nongol di kampus? Kita lagi…” Tak sempat suara di sebrang meneruskan kalimatnya.

“Heh! Mana buku statistiknya! Pinjem buku jangan ngawur dong! Masak yang punya belum ngerjain tugas, masih belom dibalikin. Aku tunggu di rumah sekarang! Bawa buku statistik itu!”

“Hei..! Hei..! Kapan pula aku pinjam bukumu, hah?! Melihatnya pun aku tak pernah!”

“Kapan kau bilang? Siapa yang merengek-rengek minggu lalu setelah kuliah statistik berakhir? Siapa? Emang kucing?!”

“Benar-benar payah kau Dan! Rupanya, kau semakin tua hingga penyakit lupamu kian parah. Ingat-ingatlah yang bener! Atau, jangan-jangan sudah saatnya kau masuk RSJ, biar sembuh. Ha ha ha… !” Klik! Sambungan diputus.

Dani memandingi ponselnya kesal. Dipencetnya sekali lagi nomor Roni.

Maaf, nomor yang Anda hubungi sedang… Klik! Ponsel terlempar di atas bantal. Dia rebahkan badannya. Hatinya melemparkan ratusan kutukan untuk Roni. Dani duduk di tepi dipan. Menatap meja belajarnya yang tak pernah rapi. Kertas-kertas berserakan memenuhi meja. Buku-buku tak lagi berdiri tegak karena buku di bagian tengah deretan diambil Dani. Dia pun membiarkan buku-buku di sebelahnya ambruk. Sebagian buku itu tampak hampir tidur tertumpuk buku lain di sebelah kirinya. Pasti buku yang seharusnya mengisi dan menyangga buku di sebelah kiri sangat tebal. Oh! Bukankah buku paling tebal miliknya hanya satu! Ya, hanya satu! Dan….

Aha…! Aku ingat sekarang. Aku baru mengambilnya dua hari lalu. Yaitu, ketika akan mengerjakan tugas, namun gagal karena diminta Ayah untuk menemani ibu belanja. Lalu… Lalu… Aaahh! Kepalan tangannya meninju telapak tangan kiri dengan gemas.

Dani mencoba mengingat siluet kejadian demi kejadian. Buntu! Dia lupa di mana meletakkan buku statistiknya. Kembali dia menatap jam dinding. Tak ada pilihan. Aku harus mengerjakannya sekarang meski tanpa buku statistik itu.

Dengan gontai dia menuju meja belajar. Sedikit malas, tangannya mengumpulkan kertas yang memenuhi meja. Kertas-kertas terkumpul dan dipindahkan ke lantai pojok kamar. Dipandanginya meja yang kini bebas dari kertas. Ada perasaan nyaman. Namun, ada sesuatu yang dirasa masih kurang. Yah, mejanya belum bersih benar. Ada beberapa kertas yang terjepit antara tepi meja dengan dinding. Dani mencoba menarik beberapa kertas. Tapi, terasa sangat sulit. Dani menarik meja agar menjauh dari tembok.

Brak!!.. Sebuah benda terjatuh dengan berat. Kepala Dani melongok ke bawah meja. “Yess!!.. akhirnya kutemukan buruanku.”

****

Suasana kampus agak lengang dari biasanya. Begitu juga kantin. Dani menyeruput juice avokad yang menjadi kesukaan. Tak banyak anak berkeliaran. Ditatapnya jam yang tergantung di dinding kantin. Masih ada seperempat jam untuk menyegarkan hari dengan segelas juice dan semilir angin yang menerobos kantin pelan-pelan.

“Di sini rupanya kau, Dan.” Sebuah tepukan keras dirasakan pundak kanan Dani. Sebenarnya tanpa menoleh pun, Dani tahu siapa yang sedang berbicara. Siapa tak kenal logat batak yang medok itu?

“Lo sendiri?”

“Bah! Aku? Tentulah aku mau pulang. Buat apa panas-panas begini berlama-lama di kampus?”

Mulut Dani melepas sedotannya perlahan.

“Pulang?”

Laki- laki di depannya mengangguk mantap.

“Trus, tugas statitiskmu?”

“Tugas statistik?” Roni berpikir sejenak. Tak lama kemudian, meledaklah tawanya.

“Ha…ha…haaa…” Buru-buru mulutnya bungkam ketika beberapa pasang mata menatapnya. Atau, lebih tepat melotot ke arahnya.

“Dan…Dan… tahulah aku sekarang kenapa tak masuk kuliah kau tadi. Itu juga yang membuatmu marah-marah padaku, kan?” Roni mendekatkan wajahnya yang penuh jerawat batu ke wajah Dani. Kemudian, punggung tangannya ditempelkan ke kening Dani.

“Hmm… Rupanya, kau benar-benar harus ke RSJ,” ucapnya pelan. “Ingatanmu semakin payah.”

“Eh, apa-apaan lo? Aku bicara soal statistik, bukan masalah penyakit lupaku! Dasar bloon!”

“Ya, ya. Kau tunggu saja sampai mabok, takkan pernah Pak Naryo datang menemuimu.”

“Maksudnya?”

“Karena memang tugas statistik itu baru dikumpulkan minggu depan. Karena hari ini Pak Naryo masih di luar negeri. Bukankah itu yang disampaikan sebelum kuliah statistik berakhir minggu lalu. Begitu mudahnya kau melupakan itu teman?”

“Jadi?”

“Jadi, sebaiknya pergilah kau segera ke dokter jiwa. Ha…haa.. ha..”

Roni pun berlalu meninggalkan Dani bersama juice avokadnya.

Rabu, 20 Oktober 2010

Dongeng Kancil dan Serigala

Serigala menggeram sambil perlahan-lahan mendekati Sang Kancil yang kini telah terpojok di sudut tebing batu yang tinggi. Tak ada kemungkinan lagi untuk lari baginya. Serigala telah membayangkan tongseng kancil yang lezat untuk dinikmati bersama teman-temannya.

Lima tahun merantau telah membuat Serigala merasa telah begitu terlatih dalam berburu. Kini Sang Kancil, binatang paling luas ilmunya di hutan siap menjadi korbannya. Memakan binatang paling keren di hutan tentu saja akan membuat reputasinya sebagai binatang buas akan melesat naik. Ratingnya pasti akan jauh meninggalkan buaya yang belum pernah berhasil memakan tubuh Sang Kancil seujung rambut-pun.

Sang Kancil melompat ke atas batu besar yang berada di kaki tebing. Serigala menyeringai buas dengan giginya yang tajam seolah berebut tampil. Lolongannya yang panjang membuat suasana semakin seram. Namun wajah serigala yang seram berangsur berubah menjadi heran melihat Sang Kancil tidak nampak takut atau gemetar. Sang Kancil hanya sedikit tersenyum dengan dagu mendongak menunjukkan keanggunannya selaku sosok cendekiawan paling terkemuka di hutan raya. Mulutnya meneriakkan kata-kata pendek memanggil beberapa nama binatang untuk datang.

Serigala tertawa ngakak mendengar Sang Kancil memanggil nama-nama binatang. Siapa yang mau berkorban untuk binatang kecil nan lemah ini?. Serigala menyangsikan seekor cacing-pun bakal sudi mendengar kata-kata Kancil yang sama sekali tak berotot ini. Beda jauh dengan tubuhnya yang berotot menonjol laksana kawat-kawat baja yang sangat kokoh. Pertarungan dengan hyena paling ganas-pun telah dia lalui selama dalam perantauan.

“Hahahaha.....Kau pikir dirimu itu siapa?. Panggil-panggil binatang lain untuk datang?. Kau pikir mereka mau datang untuk menolongmu? Hahahaha binatang kecil yang lembek........ mimpi kali yeee!”

“Wahai serigala pergilah. Selamatkan dirimu sendiri” tukas Sang Kancil dengan suara lembut.

“Hohohoho....Aku akan pergi setelah menerkammu!” kata Serigala sembari perlahan-lahan mendekati batu besar tempat Sang Kancil berdiri. Sadar akan kecerdikan Sang Kancil, Serigala hati-hati sekali melangkahkan kaki mendekati tubuh mangsa empuknya itu.

Sebelum serigala melompat untuk menerkam Sang Kancil mendadak bumi terasa berdebam-debam karena datangnya serombongan gajah yang tergesa-gesa berlari mendekati Sang Kancil. Ketika melihat Serigala yang hendak menerkam Sang Kancil, nampak Gajah yang paling besar berteriak keras sekali menggetarkan seisi hutan dengan raungan kemarahan.

Tubuh serigala menggigil ketakutan tak mampu bergerak. Tubuhnya dengan mudah dibelit dengan belalai Gajah Raksasa itu, lalu diangkat dan dilemparkan sekuat tenaga ke udara. Serigala menjerit kesakitan saat tubuhnya terlontar ke udara dan jatuh menghantam rumpun semak berduri. Tanpa pikir panjang lagi dia lari tungang langgang dengan kaki terpincang-pincang meninggalkan hutan raya.

Ada satu hal yang tidak diketahui Serigala. Sang Kancil bukan lagi binatang lemah tak berdaya seperti dulu. Tentu saja binatang-binatang yang dipanggil oleh Sang Kancil akan segera datang karena Sang Kancil adalah raja mereka yang baru. Berkat kebijaksanaan dan keluasan ilmunya, penduduk hutan sepakat mengangkat Sang Kancil menjadi Raja Hutan menggantikan Singa tua. Gajah selaku pengawal setianya, siap sedia mengenyahkan para pengganggu raja. Sekalipun tubuhnya lemah, Sang Kancil memiliki kekuasaan yang tak dapat ditandingi oleh binatang manapun di hutan raya.

Definisi/Pengertian Bahasa, Ragam dan Fungsi Bahasa - Pelajaran Bahasa Indonesia

Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan dan pola-pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus harus menguasai bahasanya.

Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Arbitrer yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya.

Fungsi Bahasa Dalam Masyarakat :
1. Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia.
2. Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia.
3. Alat untuk mengidentifikasi diri.

Macam-Macam dan Jenis-Jenis Ragam / Keragaman Bahasa :
1. Ragam bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah hukum, bahasa sains, bahasa jurnalistik, dsb.
2. Ragam bahasa pada perorangan atau idiolek seperti gaya bahasa mantan presiden Soeharto, gaya bahasa benyamin s, dan lain sebagainya.
3. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu wilayah atau dialek seperti dialek bahasa madura, dialek bahasa medan, dialek bahasa sunda, dialek bahasa bali, dialek bahasa jawa, dan lain sebagainya.
4. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan sosial seperti ragam bahasa orang akademisi beda dengan ragam bahasa orang-orang jalanan.
5. Ragam bahasa pada bentuk bahasa seperti bahasa lisan dan bahasa tulisan.
6. Ragam bahasa pada suatu situasi seperti ragam bahasa formal (baku) dan informal (tidak baku).

Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah setajam pisau / silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkata-kata sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan bicara / target komunikasi.

Bahasa isyarat atau gesture atau bahasa tubuh adalah salah satu cara bekomunikasi melalui gerakan-gerakan tubuh. Bahasa isyarat akan lebih digunakan permanen oleh penyandang cacat bisu tuli karena mereka memiliki bahasa sendiri.

Dialek dan ragam bahasa

Pada keadaannya bahasa Indonesia menumbuhkan banyak varian yaitu varian menurut pemakai yang disebut sebagai dialek dan varian menurut pemakaian yang disebut sebagai ragam bahasa.

Dialek dibedakan atas hal ihwal berikut:
1.Dialek regional, yaitu rupa-rupa bahasa yang digunakan di daerah tertentu sehingga ia membedakan bahasa yang digunakan di suatu daerah dengan bahasa yang digunakan di daerah yang lain meski mereka berasal dari eka bahasa. Oleh karena itu, dikenallah bahasa Melayu dialek Ambon, dialek Jakarta (Betawi), atau bahasa Melayu dialek Medan.

2.Dialek sosial, yaitu dialek yang digunakan oleh kelompok masyarakat tertentu atau yang menandai tingkat masyarakat tertentu. Contohnya dialek wanita dan dialek remaja.

3.Dialek temporal, yaitu dialek yang digunakan pada kurun waktu tertentu. Contohnya dialek Melayu zaman Sriwijaya dan dialek Melayu zaman Abdullah.

4.Idiolek, yaitu keseluruhan ciri bahasa seseorang. Sekalipun kita semua berbahasa Indonesia, kita masing-masing memiliki ciri-ciri khas pribadi dalam pelafalan, tata bahasa, atau pilihan dan kekayaan kata.

Ragam bahasa dalam bahasa Indonesia berjumlah sangat banyak dan tidak terhad. Maka itu, ia dibagi atas dasar pokok pembicaraan, perantara pembicaraan, dan hubungan antarpembicara.

Ragam bahasa menurut pokok pembicaraan meliputi:
1.ragam undang-undang
2.ragam jurnalistik
3.ragam ilmiah
4.ragam sastra

Ragam bahasa menurut hubungan antarpembicara dibagi atas:
1.ragam lisan, terdiri dari:
1.ragam percakapan
2.ragam pidato
3.ragam kuliah
4.ragam panggung
2.ragam tulis, terdiri dari:
1.ragam teknis
2.ragam undang-undang
3.ragam catatan
4.ragam surat-menyurat

Dalam kenyataannya, bahasa baku tidak dapat digunakan untuk segala keperluan, tetapi hanya untuk:
1.komunikasi resmi
2.wacana teknis
3.pembicaraan di depan khalayak ramai
4.pembicaraan dengan orang yang dihormati

Selain keempat penggunaan tersebut, dipakailah ragam bukan baku.

Tata bahasa

Dibandingkan dengan bahasa-bahasa Eropa, bahasa Indonesia tidak menggunakan kata bergender. Sebagai contoh kata ganti seperti "dia" tidak secara spesifik menunjukkan apakah orang yang disebut itu lelaki atau perempuan. Hal yang sama juga ditemukan pada kata seperti "adik" dan "pacar" sebagai contohnya. Untuk memerinci sebuah jenis kelamin, sebuah kata sifat harus ditambahkan, "adik laki-laki" sebagai contohnya.
Ada juga kata yang berjenis kelamin, seperti contohnya "putri" dan "putra". Kata-kata seperti ini biasanya diserap dari bahasa lain. Pada kasus di atas, kedua kata itu diserap dari bahasa Sanskerta melalui bahasa Jawa Kuno.
Untuk mengubah sebuah kata benda menjadi bentuk jamak digunakanlah reduplikasi (perulangan kata), tapi hanya jika jumlahnya tidak terlibat dalam konteks. Sebagai contoh "seribu orang" dipakai, bukan "seribu orang-orang". Perulangan kata juga mempunyai banyak kegunaan lain, tidak terbatas pada kata benda.
Bahasa Indonesia menggunakan dua jenis kata ganti orang pertama jamak, yaitu "kami" dan "kita". "Kami" adalah kata ganti eksklusif yang berarti tidak termasuk sang lawan bicara, sedangkan "kita" adalah kata ganti inklusif yang berarti kelompok orang yang disebut termasuk lawan bicaranya.
Susunan kata dasar yaitu Subyek - Predikat - Obyek (SPO), walaupun susunan kata lain juga mungkin. Kata kerja tidak di bahasa berinfleksikan kepada orang atau jumlah subjek dan objek. Bahasa Indonesia juga tidak mengenal kala (tense). Waktu dinyatakan dengan menambahkan kata keterangan waktu (seperti, "kemarin" atau "esok"), atau petunjuk lain seperti "sudah" atau "belum".
Dengan tata bahasa yang cukup sederhana bahasa Indonesia mempunyai kerumitannya sendiri, yaitu pada penggunaan imbuhan yang mungkin akan cukup membingungkan bagi orang yang pertama kali belajar bahasa Indonesia.

Penyempurnaan ejaan

Ejaan-ejaan untuk bahasa Melayu/Indonesia mengalami beberapa tahapan sebagai berikut:

Ejaan van Ophuijsen
Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Charles Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896. Pedoman tata bahasa yang kemudian dikenal dengan nama ejaan van Ophuijsen itu resmi diakui pemerintah kolonial pada tahun 1901. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:
Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya harus disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulaï dengan ramai. Juga digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam Soerabaïa.
Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.
Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.
Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dsb.

Ejaan Republik
Ejaan ini diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947 menggantikan ejaan sebelumnya. Ejaan ini juga dikenal dengan nama ejaan Soewandi. Ciri-ciri ejaan ini yaitu:
Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb.
Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat, dsb.
Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya.

Ejaan Melindo (Melayu Indonesia)
Konsep ejaan ini dikenal pada akhir tahun 1959. Karena perkembangan politik selama tahun-tahun berikutnya, diurungkanlah peresmian ejaan ini.

Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden Republik Indonesia. Peresmian itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Dengan EYD, ejaan dua bahasa serumpun, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia, semakin dibakukan.

Peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan perkembangan bahasa Indonesia

Tahun 1908 pemerintah kolonial mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka. Badan penerbit ini menerbitkan novel-novel, seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.
Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Hal ini untuk pertamakalinya dalam sidang Volksraad, seseorang berpidato menggunakan bahasa Indonesia.[17]
Tanggal 28 Oktober 1928 secara resmi Muhammad Yamin mengusulkan agar bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesia.
Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana.
Tahun 1936 Sutan Takdir Alisyahbana menyusun Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.
Tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.
Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan ejaan Republik sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.
Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1954 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia II di Medan. Kongres ini merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa negara.
Tanggal 16 Agustus 1972 H. M. Soeharto, Presiden Republik Indonesia, meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan di hadapan sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.
Tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh wilayah Indonesia (Wawasan Nusantara).
Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1978 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta. Kongres yang diadakan dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yang ke-50 ini selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
Tanggal 21-26 November 1983 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta. Kongres ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, yang mewajibkan kepada semua warga negara Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dapat tercapai semaksimal mungkin.
Tanggal 28 Oktober s.d 3 November 1988 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh Indonesia dan peserta tamu dari negara sahabat seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres itu ditandatangani dengan dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada pencinta bahasa di Nusantara, yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1993 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa dari Indonesia dan 53 peserta tamu dari mancanegara meliputi Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia.
Tanggal 26-30 Oktober 1998 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel Indonesia, Jakarta. Kongres itu mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa.

Sejarah Bahasa Melayu

Masa lalu sebagai bahasa Melayu
Bahasa Indonesia adalah varian bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia dari cabang bahasa-bahasa Sunda-Sulawesi, yang digunakan sebagai lingua franca di Nusantara kemungkinan sejak abad-abad awal penanggalan modern.
Kerajaan Sriwijaya dari abad ke-7 Masehi diketahui memakai bahasa Melayu (sebagai bahasa Melayu Kuna) sebagai bahasa kenegaraan. Lima prasasti kuna yang ditemukan di Sumatera bagian selatan peninggalan kerajaan itu menggunakan bahasa Melayu yang bertaburan kata-kata pinjaman dari bahasa Sanskerta, suatu bahasa Indo-Eropa dari cabang Indo-Iran. Jangkauan penggunaan bahasa ini diketahui cukup luas, karena ditemukan pula dokumen-dokumen dari abad berikutnya di Pulau Jawa[10] dan Pulau Luzon.[11] Kata-kata seperti samudra, istri, raja, putra, kepala, kawin, dan kaca masuk pada periode hingga abad ke-15 Masehi.
Pada abad ke-15 berkembang bentuk yang dianggap sebagai bahasa Melayu Klasik (classical Malay atau medieval Malay). Bentuk ini dipakai oleh Kesultanan Melaka, yang perkembangannya kelak disebut sebagai bahasa Melayu Tinggi. Penggunaannya terbatas di kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatera, Jawa, dan Semenanjung Malaya.[rujukan?] Laporan Portugis, misalnya oleh Tome Pires, menyebutkan adanya bahasa yang dipahami oleh semua pedagang di wilayah Sumatera dan Jawa. Magellan dilaporkan memiliki budak dari Nusantara yang menjadi juru bahasa di wilayah itu. Ciri paling menonjol dalam ragam sejarah ini adalah mulai masuknya kata-kata pinjaman dari bahasa Arab dan bahasa Parsi, sebagai akibat dari penyebaran agama Islam yang mulai masuk sejak abad ke-12. Kata-kata bahasa Arab seperti masjid, kalbu, kitab, kursi, selamat, dan kertas, serta kata-kata Parsi seperti anggur, cambuk, dewan, saudagar, tamasya, dan tembakau masuk pada periode ini. Proses penyerapan dari bahasa Arab terus berlangsung hingga sekarang.
Kedatangan pedagang Portugis, diikuti oleh Belanda, Spanyol, dan Inggris meningkatkan informasi dan mengubah kebiasaan masyarakat pengguna bahasa Melayu. Bahasa Portugis banyak memperkaya kata-kata untuk kebiasaan Eropa dalam kehidupan sehari-hari, seperti gereja, sepatu, sabun, meja, bola, bolu, dan jendela. Bahasa Belanda terutama banyak memberi pengayaan di bidang administrasi, kegiatan resmi (misalnya dalam upacara dan kemiliteran), dan teknologi hingga awal abad ke-20. Kata-kata seperti asbak, polisi, kulkas, knalpot, dan stempel adalah pinjaman dari bahasa ini.
Bahasa yang dipakai pendatang dari Cina juga lambat laun dipakai oleh penutur bahasa Melayu, akibat kontak di antara mereka yang mulai intensif di bawah penjajahan Belanda. Sudah dapat diduga, kata-kata Tionghoa yang masuk biasanya berkaitan dengan perniagaan dan keperluan sehari-hari, seperti pisau, tauge, tahu, loteng, teko, tauke, dan cukong.
Jan Huyghen van Linschoten pada abad ke-17 dan Alfred Russel Wallace pada abad ke-19 menyatakan bahwa bahasa orang Melayu/Melaka dianggap sebagai bahasa yang paling penting di "dunia timur".[12] Luasnya penggunaan bahasa Melayu ini melahirkan berbagai varian lokal dan temporal. Bahasa perdagangan menggunakan bahasa Melayu di berbagai pelabuhan Nusantara bercampur dengan bahasa Portugis, bahasa Tionghoa, maupun bahasa setempat. Terjadi proses pidginisasi di beberapa kota pelabuhan di kawasan timur Nusantara, misalnya di Manado, Ambon, dan Kupang. Orang-orang Tionghoa di Semarang dan Surabaya juga menggunakan varian bahasa Melayu pidgin. Terdapat pula bahasa Melayu Tionghoa di Batavia. Varian yang terakhir ini malah dipakai sebagai bahasa pengantar bagi beberapa surat kabar pertama berbahasa Melayu (sejak akhir abad ke-19).[13] Varian-varian lokal ini secara umum dinamakan bahasa Melayu Pasar oleh para peneliti bahasa.
Terobosan penting terjadi ketika pada pertengahan abad ke-19 Raja Ali Haji dari istana Riau-Johor (pecahan Kesultanan Melaka) menulis kamus ekabahasa untuk bahasa Melayu. Sejak saat itu dapat dikatakan bahwa bahasa ini adalah bahasa yang full-fledged, sama tinggi dengan bahasa-bahasa internasional di masa itu, karena memiliki kaidah dan dokumentasi kata yang terdefinisi dengan jelas.
Hingga akhir abad ke-19 dapat dikatakan terdapat paling sedikit dua kelompok bahasa Melayu yang dikenal masyarakat Nusantara: bahasa Melayu Pasar yang kolokial dan tidak baku serta bahasa Melayu Tinggi yang terbatas pemakaiannya tetapi memiliki standar. Bahasa ini dapat dikatakan sebagai lingua franca, tetapi kebanyakan berstatus sebagai bahasa kedua atau ketiga. Kata-kata pinjaman

Senin, 18 Oktober 2010

Pengertian Lugas dan Jelas dalam Ragam Bahasa Ilmiah


Mulai hari ini saya berencana mengupas secara berkala topik tentang ragam bahasa ilmiah. Sumber atau bahan saya ambil dari fotokopi diktat mata kuliah Bahasa Indonesia (yang saya pelajari pada semester ini). Daripada mubazir buat diri sendiri, saya pikir lebih baik saya sharingkan sedikit kepada pengunjung blog ini.

Tentunya akan saya tambahkan dengan pendapat saya terkait topik tersebut. Baiklah, seri pertama ini kita akan mengupas sedikit tentang salah satu ciri ragam bahasa ilmiah, yaitu LUGAS dan JELAS.

Pengertian lugas dan jelas dalam ragam bahasa ilmiah.
Artinya, kata dan kalimat yang digunakan sederhana, tanpa basa-basi, tidak mengandung makna ganda, dan tidak memberi kemungkinan salah tafsir.

Lugas berarti bahasa yang digunakan tidak menimbulkan tafsir ganda. Bentuk dan pilihan kata serta susunan kalimatnya hanya memungkinkan satu pilihan tafsiran, yaitu tafsiran yang sesuai dengan maksud penulis.

Setiap pilihan kata diberi bobot makna yang sewajarnya sehingga tidak perlu diulang dengan berbagai sinonim (padanan) atau paralelisme (kesejajaran).

Jelas berarti bahasa yang digunakan memperlihatkan secara jelas unsur-unsur kalimatnya, seperti subjek, predikat, objek, dan keterangan atau pelengkap.

Dalam setiap kalimat harus terlihat bagian mana yang merupakan subjek, bagian mana yang merupakan predikat, dan bagian mana yang merupakan objek, serta bagian mana yang merupakan keterangan (kalau ada) — sehingga setiap kalimat yang terdapat dalam karya ilmiah itu memenuhi persyaratan kaidah tata bahasa.

Jadi, karya ilmiah yang ditulis itu dengan mudah dapat dipahami pembaca.

Pembahasan saya
Ada baiknya kita sebagai penulis blog juga mengindahkan tata bahasa Indonesia seperti uraian di atas. Berkaitan dengan lugas, dalam upaya menyampaikan pesan kita kepada pembaca, tentunya perlu diupayakan agar pesan tersebut tersampaikan secara efektif.

Efektivitas pesan tersebut terjadi ketika apa yang kita maksudkan sesuai dengan apa yang dipahami (ditangkap) oleh pembaca. Kalaupun agak melenceng, setidaknya tidak terlalu jauh dari konteks yang kita maksudkan.

Semakin banyak pembaca atau semakin luas segmen pembaca yang memahami pesan di dalam tulisan kita, tentunya pertanda semakin efektiflah tata bahasa yang kita gunakan untuk menyampaikan pesan/ide tersebut.

Pada akhirnya, nilai manfaat tulisan kita tersebut bisa lebih maksimal dirasakan oleh pembaca. Manfaatnya bisa lebih meluas (kalau menurut bahasa saya).

Berkaitan dengan jelas.
Hal ini menurut saya cukup penting kita perhatikan ketika menulis kalimat-kalimat panjang. Mungkin cukup sering anda menemukan tulisan yang penuh dengan kalimat panjang dan terasa agak rancu. Tata bahasanya agak kacau dan membingungkan.

Jika ditelusuri, sebagian hal itu terjadi karena kurang jelasnya unsur subjek, predikat, objek, maupun keterangan.

Berkaitan dengan hal itu, kalimat majemuk umumnya lebih beresiko untuk membingungkan pembaca. Sebab kalimat majemuk itu sendiri merupakan kalimat yang terdiri dari (minimal) 2 buah kalimat yang dirangkai menjadi satu pola kalimat baru.

Jika tidak jeli atau kurang mahir dalam merangkai antar kalimat, resiko membingungkan pembaca bisa terjadi. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya mulai saat ini kita berupaya meminimalisir kemungkinan tersebut.

Jumat, 15 Oktober 2010

TENANG NENEK CENTIL

Suatu hari, seorang nenek centil datang ke Bank International Indonesia dengan sebuah tas yang penuh berisi uang. Nenek centil itu memaksa untuk bertemu dengan Presiden Direktur untuk membuka rekening, karena katanya dia memiliki uang yang banyak sekali.

Setelah bicara panjang lebar, akhirnya customer service mengajak nenek itu ke ruangan presiden direktur. Presiden Direktur bertanya berapa jumlah uang yang ingin dia setor. Dia menjawab, sebanyak Rp 1.000.000.000,- (semilyar) sambil meletakkan uangnya diatas meja presiden direktur.

Penasaran, presiden direktur bertanya bagaimana dia bisa sukses mendapatkan uang sebanyak itu.Nenek centil tadi menjawab, kalau dia memenangkan uang hasil taruhan.

Presiden direktur sangat terkejut dan bertanya, “Taruhan macam apa?”

Nenek centil tadi menjawab: ‘’Sebagai contoh, Saya berani taruhan sebesar 100 juta kalau biji pelir anda bentuknya kotak.’’

Presiden direktur tadi tertawa dan yakin kalau taruhan macam ini tidak mungkin menang. Kemudian nenek centil tadi menjawab, ‘’Maukah anda jadikan ini menjadi taruhan?’’.

Dengan pasti presiden direktur menantang,‘Saya kasih anda 100 juta rupiah, kalau biji pelir saya bentuknya kotak’’.

Nenek centil kemudian berkata, ‘’Saya setuju, tapi karena taruhan ini sangat penting, jika anda tidak keberatan saya akan kembali besok dengan pengacara saya sebagai saksi.

“Oh nggak masalah’’ kata presiden direktur dengan penuh percaya diri.

Malamnya, presiden direktur menjadi sangat grogi dengan taruhan itu dan berjam-jam memandang ke kaca, putar ke sana putar kesini untuk memastikan kalau biji pelirnya tidak terlihat kotak dan bentuknya bulat,sehingga ia bisa memenangkan taruhan besok.

Keesok harinya, jam 10 pagi tepat, sang nenek centil tiba dengan kuasa hukumnya di kantor pusat untuk memainkan taruhan senilai 100 juta rupiah, guna menyatakan bahwa biji pelir presiden direktur bentuknya kotak.

Presiden direktur mengkonfirmasikan bahwa taruhan ini disetujui dengan komitmen yang dilakukan sehari sebelumnya. Sang nenek kemudian meminta presiden direktur untuk melepas celana panjang dan sisanya, sehingga ia dan pengacaranya dapat melihat apa yang dilakukan presiden direktur itu dengan senang hati. Nenek centil tadi mendekati presiden direktur yang macho dan meminta ijin apakah boleh menyentuh biji pelirnya atau tidak.

“Tentu saja silakan!’’ kata presiden direktur, karena ini menyangkut uang banyak, jadi nenek perlu merasa yakin 100%. Dan nenek centil tadi mulai menyentuhnya dengan penuh senyuman.

Presiden direktur melihat pengacara nenek itu membentur-benturkan kepalanya ke dinding. Lalu bertanya kepada si nenek centil, kenapa pengacaranya melakukan itu. Si nenek centil menjawab, ‘’Ini mungkin karena saya menang taruhan 300 juta dengan dia, bahwa sekitar jam 10 pagi ini saya bisa memegang biji pelir presiden direktur dengan tangan saya!.

TENANG NENEK CENTIL

Suatu hari, seorang nenek centil datang ke Bank International Indonesia dengan sebuah tas yang penuh berisi uang. Nenek centil itu memaksa untuk bertemu dengan Presiden Direktur untuk membuka rekening, karena katanya dia memiliki uang yang banyak sekali.

Setelah bicara panjang lebar, akhirnya customer service mengajak nenek itu ke ruangan presiden direktur. Presiden Direktur bertanya berapa jumlah uang yang ingin dia setor. Dia menjawab, sebanyak Rp 1.000.000.000,- (semilyar) sambil meletakkan uangnya diatas meja presiden direktur.

Penasaran, presiden direktur bertanya bagaimana dia bisa sukses mendapatkan uang sebanyak itu.Nenek centil tadi menjawab, kalau dia memenangkan uang hasil taruhan.

Presiden direktur sangat terkejut dan bertanya, “Taruhan macam apa?”

Nenek centil tadi menjawab: ‘’Sebagai contoh, Saya berani taruhan sebesar 100 juta kalau biji pelir anda bentuknya kotak.’’

Presiden direktur tadi tertawa dan yakin kalau taruhan macam ini tidak mungkin menang. Kemudian nenek centil tadi menjawab, ‘’Maukah anda jadikan ini menjadi taruhan?’’.

Dengan pasti presiden direktur menantang,‘Saya kasih anda 100 juta rupiah, kalau biji pelir saya bentuknya kotak’’.

Nenek centil kemudian berkata, ‘’Saya setuju, tapi karena taruhan ini sangat penting, jika anda tidak keberatan saya akan kembali besok dengan pengacara saya sebagai saksi.

“Oh nggak masalah’’ kata presiden direktur dengan penuh percaya diri.

Malamnya, presiden direktur menjadi sangat grogi dengan taruhan itu dan berjam-jam memandang ke kaca, putar ke sana putar kesini untuk memastikan kalau biji pelirnya tidak terlihat kotak dan bentuknya bulat,sehingga ia bisa memenangkan taruhan besok.

Keesok harinya, jam 10 pagi tepat, sang nenek centil tiba dengan kuasa hukumnya di kantor pusat untuk memainkan taruhan senilai 100 juta rupiah, guna menyatakan bahwa biji pelir presiden direktur bentuknya kotak.

Presiden direktur mengkonfirmasikan bahwa taruhan ini disetujui dengan komitmen yang dilakukan sehari sebelumnya. Sang nenek kemudian meminta presiden direktur untuk melepas celana panjang dan sisanya, sehingga ia dan pengacaranya dapat melihat apa yang dilakukan presiden direktur itu dengan senang hati. Nenek centil tadi mendekati presiden direktur yang macho dan meminta ijin apakah boleh menyentuh biji pelirnya atau tidak.

“Tentu saja silakan!’’ kata presiden direktur, karena ini menyangkut uang banyak, jadi nenek perlu merasa yakin 100%. Dan nenek centil tadi mulai menyentuhnya dengan penuh senyuman.

Presiden direktur melihat pengacara nenek itu membentur-benturkan kepalanya ke dinding. Lalu bertanya kepada si nenek centil, kenapa pengacaranya melakukan itu. Si nenek centil menjawab, ‘’Ini mungkin karena saya menang taruhan 300 juta dengan dia, bahwa sekitar jam 10 pagi ini saya bisa memegang biji pelir presiden direktur dengan tangan saya!.

FUNGSI CERITA JENAKA

1. Sebagai Alat Hiburan

Cerita Jenaka memberi hiburan kepada pendengar atau
pembaca, dari unsur lucu , gelihati membawa kepada
orang ketawa.

Unsur lucu pada sifat watak dan peristiwa lucu yang
berlaku pada watak utama membawa kesan menggelihati
dan gembira.

2. Memberi Pengajaran dan Pendidikan

Di sebalik lucu, jenaka dan gelihati terselit unsur
nasihat, ingat mengingati dan panduan ke arah hidup
yang sejahtera.
Antara unsur-unsur pengajaran ialah :

a. Jangan mengamalkan judi atau bertaruh kerana akan membwa kesusahan dan papa kedana. Contohnya, cerita Pak Kaduk

b. Jangan percaya kepada ramalan nujum kerana
kebanyakkan nujum tidak benar, banyak tipu helah dan
muslihat. Contohnya, Pak Belalang

c. Jangan mengamalkan sifat tamak dan haloba. Sifat ini
merupakan amalan keji yang akan membawa kerugian.
Contohnya : Cerita Lebai Malang.

3. Berperanan Sebagai alat kritikan Sosial
Terkandung sindiran tajam yang

ditujukan kepada golongan
berkedudukan tinggi, dimliakan
dakam masyarakat seperti golongan
raja dan lebai.Misalnya cerita Lebai
Malang

Kritikan terhadap ketidakadilan,
kekejaman yang sering dilakukan
golongan berkuasa terhadap rakyat
miskin dan lemah. Misalnya,cerita
Pak Kaduk.

4. Sebagai Alat Hiburan
Cerita jenaka berfungsi sebagai alat
hiburan yang mana ia merupakan
sebagai alat ‘pelarian’ atau ‘
escapism’. Apabila pendengar
mendengar cerita jenaka , ia
berupaya memberi ketenangan
fikiran dan merehatkan setelah
penat seharian bekerja.

Cerita jenaka dijadikan alat sebagai
menjelaskan gambaran masyarakat
Melayu yang hidup sederhana,
memandang tinggi golongan
lebaiseperti dalam cerita Lebai
Malang, suka berjudi dan berlaga

CIRI-CIRI UMUM CERITA JENAKA

1. Struktur Isi Cerita
Cerita berdasarkan kepada peristiwa-peristiwa tertentu
yang menyentuh watak-watak tertentu yang melucukan.

Cerita-cerita dibahagi kepada episod tertentu. Setiap
episod boleh berdiri sendiri dan setiap episod
merupakan sebuah cerita.
Perkembangan plot cerita tidak ada asal usul watak,
tiada unsur supernatural, fantasi dan unsur dewa-dewi.
Kesudahan cerita terdapat dalam berbagai-bagai situasi
ada yang ‘happy ending’ dan ada ‘tragik ending’.

2. Watak dan Perwatakan
Watak utama berpusat di kalangan rakyat biasa atau
orang bawahan.
Nama watak melambangkan sifat-sifat watak seperti:

•Watak bodoh-sial : Pak Kaduk
•Watak pintar-bodoh : Pak Pandir
•Watak Pintar : Si Luncai dan Pak Belalang

Perwarnaan watak atau pelukisan watak dinyatakan
secara jelas dari segi fizikal seperti bentuk tubuh badan,
cara berpakaian serta perlakuan.
Terdapat watak dari kalangan istana yang peranan tidak
begitu penting dan tidak miliki sifat ‘supernatural’.
Cerita dan perlukisan watak berpijak di bumi nyata iaitu
sifat-sifat sebenar manusia yang wujud di muka bumi.

3. Dari segi Latar
Latar cerita berlaku di alam nyata iaitu dalam masyarakat
manusia biasa.
Suasana atau latar masyarakat terdiri daripada golongan
masyarakat tani atau nelayan.

Terdapat dalam beberapa buah cerita berlatar istana,
namun demikian latar istana tidak bercampur-aduk
dengan alam fantasi.

CERITA JENAKA

DEFINISI CERITA JENAKA

Cerita yang mengandungi unsur humor
atau unsur lucu.
Cerita jenaka ini membawa kesan
menggembirakandan gelihatikerana
kelucuan.
Unsur-unsur lucu dibawa melaluisifat
watak-watak yang menimbulkan rasa
gelihati dan seterusnya membawa
kegembiraan dan terhibur.


Bodoh sial– antaranya termasuklah
cerita Pak Kaduk
Pintar bodoh – seperti cerita Pak Pandir
Pintar – misalnya cerita Si Luncai dan
Pak Belalang

Bodoh Sial

Cerita-cerita “Pak Kaduk” dan
“Lebai Malang” dikelompokkan
dalam bahagian ini kerana
kebodohan mereka dalam
melakukan sesuatu tindakan
sehingga merugikan diri mereka
sendiri.

Sebagai contohnya, dalam cerita
Lebai Malang, Lebai Malang telah
terlepas peluanguntuk menikmati
jamuan dalam beberapa majlis
kenduri pada hari yang sama
sebagai akibat kebodohan dan
ketamakkannya.

Pintar bodoh

Cerita Pak Pandir dikelompokkan
dalam bahagian ini kerana dalam
kebodohan dan kelurusan Pak
Pandir selaku watak utamanya,
terdapat beberapa insiden yang
memperlihatkan kepintarannya.

Sebagai contohnya, Pak pandir telah
berjaya membunuh gergasi dan
anak-anak gergasi melalui tipu
helahnya.

Selasa, 12 Oktober 2010

Cahaya pada Malam Hari Pengaruhi Berat Badan?

Jakarta: Dengan meneliti sejumlah tikus, para peneliti menemukan bahwa sorotan cahaya pada malam hari bisa mengakibatkan berat badan naik, bahkan tanpa mengubah kegiatan fisik atau pun makan lebih banyak. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa tikus yang diterpa cahaya redup pada malam hari selama delapan minggu berat tubuhnya bertambah 50 persen lebih banyak dari tikus dengan siklus terang dan gelap.

"Meski tidak ada perbedaan dalam tingkat aktivitas atau konsumsi makanan sehari-hari, tikus yang hidup dengan cahaya saat malam tumbuh lebih gemuk daripada tikus lain," tutur Laura Fonken, mahasiswi "neuroscience" di Ohio State University yang melakukan penelitian tersebut.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tikus yang hidup dengan cahaya saat malam, makan pada waktu di luar kebiasaan. "Sesuatu pada cahaya malam membuat tikus-tikus ingin makan di saat yang salah," jelas Randy Nelson, sesama rekan peneliti.

Dalam penelitian ini, tikus-tikus tersebut ditempatkan dalam tiga ruangan berbeda: yaitu dalam ruangan dengan terpaan cahaya selama 24 jam terus-menerus, siklus standar terang dan gelap (terpaan cahaya selama 16 jam, 8 jam gelap), dan siklus 16 jam cahaya pada siang hari dan 8 jam cahaya redup.

Hasilnya menunjukkan bahwa tikus dengan cahaya redup saat malam massa tubuhnya meningkat lebih tinggi dari mereka yang hidup dalam siklus standar terang dan gelap. Berat mereka terus meningkat sejak minggu pertama penelitian. Pada akhir penelitian, tikus yang hidup dengan cahaya malam hari berat badannya kira-kira 12 gram. Tikus yang hidup dengan siklus standar terang dan gelap berat badannnya hanya 8 gram.

Menurut Randy, penelitian ini juga bisa dianalogikan dengan siklus harian manusia pada umumnya dan menetapkan penyebab lain dari epidemi obesitas di AS. Penelitian ini dipublikasikan dalam "Proceedings of the National Academy of Sciences, minggu ini.

Kamis, 07 Oktober 2010

Tragedi Mimpi Pulang ke Kampung

Category: Melayu Jenaka

"Abang Ni, Pakai Tu Elok-Elok La Sikit," Kata Liza Lembut Sambil Membetulkan Pakaian Usin. Usin Tersenyum Memandang Isterinya.

"Cantik Isteri Abang Hari Ni," Usin Mencubit Pipi Liza Lembut.

"Ayah, Ayah, Cepat La Yah," Farah Dan Adi Meluru Masuk Ke Bilik Kerana Dah Tak Sabar-Sabar Nak Bertolak Pulang Ke Kampung.

"Yelah, Yelah, Ayah Dah Siap Ni."

Liza Hanya Tersenyum Melihat Suaminya Itu Melayan Karenah Anak-Anak Mereka Yang Comel Dan Manja.

"Abang, Dah Lama Kita Tak Balik Kampung Macam Ni, Ye ?"

"Iyelah, Maklumlah Abang Ni Sibuk Dengan Urusan Perniagaan. Baru Kali Ni Abang Ada Peluang Untuk Cuti Panjang." Usin Berkata Kepada Isterinya Tercinta.

Perjalanan Daripada KL Ke Tangkak Mengambil Masa Lebih Kurang Empat Jam. Farah Dan Adi Dah Pun Terlelap Kat Kerusi Belakang. Begitu Juga Dengan Isterinya, Liza.

"Tak Sabar Rasanya Nak Tiba Kat Kampung," Usin Berkata Dalam Hati.

Sedikit Demi Sedikit Usin Menekan Minyak Keretanya. Semakin Lama Keretanya Semakin Laju Dan Usin Semakin Seronok. Usin Dah Tak Sabar Untuk Segera Sampai Ke Kampungnya. Pedal Minyak Ditekannya Lagi Dan Honda Civicnya Mula Memecut.

Usin Cilok Kiri, Cilok Kanan. Habis Semua Kenderaan Dipotongnya. Bangga Betul Usin Masa Tu. Terlupa Dia Sekejap Pada Anak Dan Isterinya Yang Sedang Tidur.

"Eh Abang, Kenapa Bawa Laju Sangat Ni?" Tiba-Tiba Liza Terjaga Dari Tidurnya.

"Tak Ada-Apa La Sayang, Rileks... Cepat Sikit Kita Sampai Kampung Nanti."

"Sabar Bang, Sabar. Biar Lambat Tak Apa... Jangan Laju Sangat Bang, Liza Takut." Liza Cuba Memujuk Usin Supaya Memperlahankan Kenderaannya.

"Rileks Liza...Tak Ada Apa-Apa," Usin Terus Memotong Bas Skspres Di Depannya Tanpa Was-Was.

"Haaa... Kan, Tengok. Tak Ada Apa-Apa Kan?" Kata Usin Setelah Berjaya Memotong Bas Ekspres Tadi.

"Sudah La Tu Bang."

"Ha... Tu Ada Satu Lagi Bas Ekspres. Liza Tengok Abang Potong Dia Aaa....". Usin Terus Masuk Gear 3, Pedal Minyak Ditekannya Hingga Jejak Ke Lantai. Usin Terus Membelok Ke Kanan Untuk Memotong Dan.... Di Depannya Tersergam Sebuah Lori Balak Yang Besar Dan Gagah Dan..... BANG!!

"Usin.... Bangun Sin," Sayup-Sayup Terdengar Suara Emaknya. Usin Membuka Matanya. Dia Terlihat Emaknya Di Situ.

"Mana Liza Mak ? Macammana Dengan Liza Mak ? Farah, Adi.... Mana Anak-Anak Saya Mak ?" Bertubi-Tubi Usin Menyoal Emaknya. Usin Tak Dapat Menahan Kesedihannya Lagi. Usin Menangis Semahu-Mahunya Di Depan Emaknya.

Emaknya Memandang Usin Tepat-Tepat.

"Macamana Dengan Isteri Usin Mak, Liza?" Usin Masih Terus Menangis.

PAANNNGGG!!

Kepala Usin Yang Botak Itu Ditampar Oleh Emaknya Dengan Tiba-Tiba. Usin Terdiam. Kenapa Emaknya Buat Dia Macam Tu?

"Banyak La Engkau Punya Isteri ! Keja Pun Pemalas Ada Hati Nak Berbini. Tu La, Tidur Lagi Senja-Senja Macam Ni ! Dah ! Bangun Pegi Sembahyang !" Emaknya Terus Merungut Sambil Berlalu Keluar....

...Dan Usin Tersengih Keseorangan. Rasa Macam Nak Masuk Dalam Tin Biskut ! Malu Beb !!

Sekian.

Moral : Pandulah Dengan Berhati-Hati Walaupun Di Dalam Mimpi

Bersin Tepat Di Wajah Orang

Category: Pengalaman Lucu

Pada waktu saya masih sma saya sering bermain dengan teman saya di warnet... Pada saat itu teman saya jaya mminta saya mengajarkannya bermain game online. Di sebelah kami ada pemuda yang berwajah sangar sedang ngebrows juga.

Saya lagi asik-asiknya ngajarin jaya main game online tiba-tiba saya kepingin bersin.. Hatciuw...2x.

Saya bersin ingus keluar dari hidung saya dan mengenai pemuda yang ada di samping kami. Dia nengok hendak memukul saya.

Kerah saya di tarik dan tangannya siap memukul saya. Tapi tiba-tiba saya bersin lagi. Dan ingus saya mengenai mukanya dia. Pemuda itu lgsung pergi meninggalkan kami ke toilet untuk mmbersihkan mukanya dari ingus saya.

Kami brdua pun tertawa terbahak-bahak pada saat itu saya bersin lagi sekarang ingus saya mengenai wajahnya teman saya tinggalah saya tertawa terbahak-bahak.

Hati Siapa tak Bimbang

Hati siapa tak bimbang
Situ botak minta dikepang

Buah kedondong Buah atep
Dulu bencong sekarang tetepp ....

Buah semangka buah duren
Nggak nyangka gue keren

Buah semangka buah manggis
Nggak nyangka gue manis

Buah apel di air payau
Nggak level layauuuuuuu…..

Pohon kelapa, Pohon durian,
Pohon Cemara, Pohon Palem
Pohonnya tinggi-tinggi Bo!

Buah Nanas, Buah bengkoang
Buah jambu, Buah kedondong
Ngerujak dooooooooonggggggg…

Ada padi, Ada jagung
Ada singkong, Ada pepaya
Panen ni yeeeeeeeeeeeee!

Disini bingung, Disana linglung
mangnya enak, engga nyambung….

Buah semangka berdaun sirih
Buah ajaib kali yah?????????

Jalan kaki ke pasar baru
Jauh boooooooooooo….

Jambu merah di dinding
Jangan marah just kidding

Jauh di mata,dekat dihati
Jauh di hati,dekat dimata
Jauh-dekat tujuh ratus perak

Nemu gesper, di pinggir jalan
Kalo laper, makan tu gesper

Men sana in corpore sano
Gue maen kesana,
Elo maen ke sono!

Disana gunung, disini gunung,
Ditengah-tengah bunga melati
Saya bingung kamu pun bingung
Kenapa ada bunga melati ???!?

Anak ayam turun ke bumi
Induk ayam naik kelangit
Anak ayam nyari kelangit
Induk ayam nyungsep ke bumi

Sayur asem sayur sop
laper nich

dilangit ada tomat
sengit amat

buah kedongdong buah tomat
Elu bodong amat

buah duren di pohon beringin
rese’ banget tuch duren….

ayam kurus bulunya banyak
rugi banget yang beli………

kakak monyonk adik memble
keturunan jelek kali ye…

Dimana Kuang Hendak Bertelur

Category: Pantun Jenaka

Dimana kuang hendak bertelur
Diatas lata dirongga batu
Dimana tuan hendak tidur
Diatas dada dirongga susu

Elok berjalan kota tua
Kiri kanan berbatang sepat
Elok berbini orang tua
Perut kenyang ajaran dapat

Sakit kaki ditikam jeruju
Jeruju ada didalam paya
Sakit hati memandang susu
Susu ada dalam kebaya

Naik kebukit membeli lada
Lada sebiji dibelah tujuh
Apanya sakit berbini janda
Anak tiri boleh disuruh

Orang Sasak pergi ke Bali
Membawa pelita semuanya
Berbisik pekak dengan tuli
Tertawa si buta melihatnya

Jalan-jalan ke rawa-rawa
Jika capai duduk di pohon palm
Geli hati menahan tawa
Melihat katak memakai helm

Limau purut di tepi rawa,
buah dilanting belum masak
Sakit perut sebab tertawa,
melihat kucing duduk berbedak

Sepi Tanpamu

sing

Jalani hariku yang sepi tak bertepi
Menghanyutkan suasana hati
Kuhanya bisa meratapi kesunyian ini
Tanpa kau sang pujaan hati

Kini ku mulai menyadari sepinya hati
Membuat hidupku tak berarti
Saatnya kini ku mencari yang terbaik
Untuk di akhir hidupku nanti

#Tapi tak semudah kubayangkan
semua itu perlu waktu

reff : Akhirnya kumengerti dan kusadari
Kehampaan hatiku tanpa dirimu
Kuingin bersamamu lewati ruang waktu
Jalani hidup Bersama

Waktu akan terus berlalu tiada yang tahu
Sampai kapnkah aku
Terhanyut dalam bayangmu terdiam beku
Ingin kucurahkan isi hatiku

Ramuan Ajaib

Cerpen Anak : Retno Wi

Terdengar gelak tawa kakek dan neneknya. Tapi Yogi tidak ikut tertawa. Ia tetap serius. Dari balik pintu ia merekam semua percakapan kakek dan nenek. Telinganya didekatkan daun pintu, agar suara kakek dan nenek yang mulai tua terdengar jelas. Yogi benar-benar tidak ingin ada sepatah kata pun yang terlewat. Sesekali kepalanya mengangguk-angguk. Tetapi kadang telinganya dipaksa untuk tegak keika suara kakek dan nenek tidak terdengar jelas.

Esok hari sepulang sekolah, teman-teman Yogi berkumpul dan bersiap ke rumah Mia.
“Gi! Ke mana? Nggak ikut ke rumah Mia?”
Yogi mengelus botaknya beberapa kali. Dengan santai ia melangkah dan bersiul-siul.
“Buat apa ke rumah Mia?” Tangannya berkacak pinggang memandang teman-temannya.
“Ya, belajar dong! Besok kan, ujian matematika. Banyakk rumus yang harus dihafal, lo!”
“Kalian saja yang belajar, aku tidak perlu melakukannya.”
“Kok bisa begitu?”
“Tentu bisa, karena aku telah mendapatkan resep mujarab dari kakekku.”
“Resep, apa sih?” Tanya Mia penasaran.
“Resep agar sukses ujian.”
“Alaa…ah, paling juga disuruh belajar.”
“Wah, kalian salah. Pokoknya ini rahasia!” jawab Yogi sambil mengerling genit.
“Dasar pelit! “ Mia mengomel sebal.
“Jangan-jangan kakeknya Yogi dukun.” Komentar Anton.
“Ha…ha…ha… dipanggil aja Mbah dukun.” Jaka tertawa terbahak-bahak.
“Jangan sembarangan, ya! Kita lihat saja besok.” Yogi pergi sambil menggerutu sepanjang jalan menuju rumah.

Malam telah tiba. Yogi segera mempersiapkan keperluannya. Catatan matematika, segelas air putih, sesendok gula dan sedikit garam. Dengan hati-hati tangannya membakar lembar demi lembar catatan matematikanya. Abu bakaran ditampung di piring palstik yang diambilnya dari dapur. Beberapa lembar catatannya terbakar. Dengan hati-hati tangan Yogi memasukkan abu ke dalam gelas sedikit demi sedikit.

“Yogi.. Sedang apa di kamar, Nak? Kok ada bau benda terbakar dari kamarmu.” Teriak Ibu dari ruang tengah.

Yogi terperanjat. Dia mendekat ke pintu, mengamati lubang kunci dengan seksama. Ia memastikan pintu kamarnya telah terkunci.
“Tidak apa-apa kok, Bu. Yogi hanya mempersiapkan untuk ujian besok.” Yogi pun melanjutkan pekerjaannya. Diaduknya larutan abu yang diberi gula dann garam dengan hati-hati. Ia tidak ingin orang lain mengetahui apa yang sedang dilakukannya di kamar.

“Huek..kk!” Yogi berlari ke jendela, memuntahkan isi mulutnya.
“Ternyata rasanya tidak enak. Bagaimana Kakek dulu meminumnya, ya?” di pandanginya air keruh yang mengisi setengah gelas. Yogi membayangkan dirinya akan menjadi bahan olok-olok teman-temannya jika tidak bisa mengerjakan ujian.
Dengan mata terpejam dia paksa meminumnya sekali lagi.
“Huek…kk!.. Huek..kkk!!”
“Yogi..” Tok..tok…tok.. Suara Ibu di depan pintu. “Ada apa,, Nak?”
Uhuk..kk! Uhuk…k! Yogi terbatuk-batuk.
“Yogi hanya kesedak, Bu.”

“Buka pintunya, Ibu buatkan susu hangat untukmu.” Yogi terkesiap. Segera ia sembunyikan gelas yang berisi ramuan ke dalam lemari buku. Dengan wajah dibuat setenang mungkin ia membukakan pintu untuk ibunya.
“Benar kamu tidak apa-apa?”
Yogi menggeleng. Ibu menaruh segelas susu di meja belajarnya. Yogi was-was, takut ibunya menemukan gelas yang disembunyikan.

“Kakek, di mana?”
“Ada di kamarnya. Kenapa?”
“Enggak, kok Yogi tidak mendengar suaranya.” Tak lama kemudian Ibu Yogi meninggalkan kamar. Yogi mengambil gelas yang disembunyikan di kolong tempat tidur. Diamatinya gelas itu lama-lama.
Kuteruskan, nggak ya? Tanya Yogi dalam hati. Yogi mengelus botaknya berkali-kali. Diambilnya sisa catatan yang belum dibakar. Begitu banyak rumus yang harus dihafalkan. Ah, daripada susah-susah menghafal, mending kuteruskan minum ramuannya.

Kali ini Yogi menyiapkan segelas air putih yang baru diambilnya dari ruang makan. Yogi mencoba meminum lagi ramuan ajaibnya.
“Huekk..k!! Huekk…k!!” Kembali Yogi mual. Dia segera berlari ke jendela dan memuntahkan ramuannya. Dengan cepat tangannya mengambil air putih dan meminumnya.
“Aku benar-benar tak dapat meminumnya.” Yogi mulai pasrah. Wajahnya agak pucat. Kepalanya pusing.

“Aha..! Bukankah kakek dulu juga merasa pusing dan mual? Artinya ramuan ini mulai bekerja.” Yogi sedikit gembira mengingat perkataan kakeknya. Ia pun memilih tidur dengan harapan besok pagi semua rumus yang diminumnya sudah melekat di kepalanya.

* * * *
Jam setengah tujuh pagi. Yogi masih tidur di kamarnya. Berkali-kali ibunya mengetuk pintu. Tapi tak ada jawaban. Dengan sedikit khawatir, tangan ibu Yogi mencoba menarik handel pintu.
Klek. Pintu terbuka. Rupanya Yogi lupa mengunci pintunya setelah mengambil air putih tadi malam. Ibu Yogi memegang keningnya. Panas. Rupanya Yogi demam.

Yogi membuka matanya dengan berat.
“Kamu sakit, Nak?”
“Kepalaku pusing, Bu. Aku juga kedinginan.”
“Kalau begitu, jangan masuk sekolah dulu. Istirahat di rumah saja.”
“Tapi hari ini Yogi ujian, Bu.”
“Nanti Ibu telepon ke sekolah, agar boleh mengikuti ujian susulan.”
Yogi hanya bisa pasrah.
“Ibu telepon ke gurumu, ya.” Yogi mengangguk. Sebelum ibunya keluar Yogi memanggil.
“Bu, tolong panggilkan Kakek, ya.” Ibu Yogi mengangguk dan pergi meninggalkan kamarnya. Tak lama kemudian Kakek telah muncul di depan pintu kamar Yogi.

“Aduh Yogi, mau ujian kok sakit.” Kakek mendekat dan duduk di tepi dipan. Kakek Yogi melihat isi kamar. Matanya langsung tertuju pada gelas yang berisi cairan gelap.

“Yogi minum, kopi?”
Kepala Yogi menggeleng.
Kakek melangkah mendekat meja dan mengangkat gelas. Diciumnya isi gelas denngan hati-hati.
“Kamu membuat rauan ini?”
Yogi mengangguk pelan.
“Siapa yang mengajari?” Tanya Kakek bingung.
Dengan wajah murung Yogi menjawab.
“Dua hari yang lalu aku mendengar Kakek sedang bercerita tentangramuan ajaib kepada nenek. Makanya aku mencobanya.”

“Ha..haa..Haa. Ooh.. itu rupanya penyebabnya. Makanya sekarang Yogi sakit.”
“Tapi Kakek dulu juga sakit kan setelah minum ramuan itu?”
“Ya. Kakek langsung sakit.”
“Dan Kakek jadi pintar matematika, kan?”
“Waduh! Pasti kau tidak mendengarkan dengan lengkap cerita kakek waktu itu. Setelah minum ramuan itu, kakek masih ikut ujian. Dan hasilnya, kakek dapat nilai tiga!.”

“Ha??! Tiga?” Yogi tidak percaya mendengarnya. “Lo, bukankah kakek pandai matematika?”
“Ya, karena setelah itu Kakek rajin belajar agar semua rumus matematika dapat melekat di kepala. Bukan dengan meminum rumus-rumus itu.”
Yogi semakin lunglai. Karena ia berharap dapat pandai matematika tanpa harus susah-susah belajar.

“Yogi ingin menghafal rumus-rumus matematika?”
“Tentu saja.”
“Kalau begitu,, salin semua rumus di bukumu. Lalu tempelkan rumus-rumus itu di dinding kamar, di kamar mandi, dan bawalah kemanapun kau pergi. Dan bacalah jika senggang. Kakek yakin kau akan dengan mudah menghafalnya.”
“Baiklah. Aku akan mencobanya.”
“Ingat, Yogi. Tidak ada jalan pintas untuk pintar. Semua harus dimulai dengan usaha dan kerja keras. Sekarang istirahat dulu.”
Yogi pun mengerti, kalau ingin pintar ia harus belajar, bukan dengan minum ramuan ajaib.

Selembar Uang 5000

Anak dalam gendongan Sri belum diam. Semakin Sri berusaha menenangkannya, tangis anak itu semakin pecah. Sri mulai kuwalahan untuk membujuknya.
“Cup-cup, Nak. Sebentar lagi Bapak datang.” Bujuk Sri sambil menimang-nimang dalam gendongan.
“Mungkin dia lapar, Sri.”
“Mungkin iya, Mbak.”
“Tadi anakmu sudah makan belum ?”
“Belum.”
“Kalau begitu cepat kasih dia makan.”

Sri tersenyum. Menelan ludah yang terasa kian hambar di lidah yang sejak kemarin belum kemasukan makanan. Tawar dan getir adalah hiasan hidupnya.
“Kok malah senyam-senyum. Wong anak sedang rewel kok dibiarkan.”
“Anu, Mbak. Saya belum masak hari ini.” Jawab Sri dengan suara tercekat.
Kening Wati berlipat seketika. Matanya menatap jam dinding yang sedang bergerak menunju angka sepuluh.

“Sampai siang begini belum masak? Kenapa?”
“Ehm… “ Sri agak canggug meneruskan kalimatnya. “Beras kami habis.”
Wati mulai menangkap permasalahan Sri, yang sudah dianggapnya sebagai adik sendiri. Nasibnya dengan Sri tidak jauh berbeda. Hanya saja Wati belum dikaruniai anak meskipun telah menikah hampir lima tahun.
“Kalau habis, kenapa tidak beli Sri?” Pancing Wati.
“Sebenarnya pengen beli, Mbak. Tapi… kami sedang tidak punya uang.” Wajah Sri menunduk, menyembunyikan rasa sedih yang telah menjadi teman dalam kesehariannya. Sri tahu, tak ada gunanya berpura-pura di depan Wati. Wanita itu tahu persis bagaimana kehidupannya. Hanya saja Sri tidak enak hati kalau dengan keterusterangannya membuat Wati iba dan ikut bingung mencari jalan keluarnya. Bagaimanapun Sri juga menyadari kalau nasib Wati juga tidak lebih baik darinya. Mereka sama-sama perantau dari kampung yang ingin merubah nasib di kota seperti Surabaya. Hanya saja rumah petak mereka letaknya agak berjauhan.

“Kami menunggu Bapaknya Dian pulang.” Ucapnya lirih. Tangan kusamnya mengelus kening Dian, anak semata wayangnya yang telah tenang. Sebenarnya Sri tak yakin dengan ucapannya. Pekerjaan suaminya yang hanya penarik becak tidak bisa diharapkan setiap saat. Padahal tiap hari mereka harus memberi setoran kepada juragan becak. Sejak kemarin ia dan suaminya belum makan. Hanya minum air putih yang diberi sedikit gula. Segenggam beras yang tersisa dia buat bubur untuk anaknya. Dan hari ini Sri benar-benar tidak memliki apa-apa. Hanya beberapa sendok gula di toples. Sri dan suaminya memilih mengalah. Air gula yang ada mereka berikan untuk Dian.

“Sri.” Sapa Wati lembut. “Kamu tidak biasa hutang?”
Sri menggeleng lemah. Ia begitu memegang erat wejangan suaminya agar tidak membiasakan berhutang. Hutang hanyalah jerat yang bisa mencekik setiap saat. Apalagi tak ada yang bisa dijadikan jaminan untuk membayar jika si peminjam suatu saat datang menagih. Itulah prinsip yang ditekankan suaminya.
Wati trenyuh. Perasaan iba muncul tanpa bisa dicegahnya. Apalagi saat matanya menatap Dian yang telah pulas dalam gendongan Sri. Dian begitu pucat. Wajahnya tirus dengan perut yang agak membuncit. Kulitnya bersisik kasar karena kurang vitamin. Tanda-tanda kekurangan gizi tampak jelas di tubuhnya. Hening. Semua tenggelam dalam angan masing-masing.

“Aku ada uang lima ribu.” Wati menyodorkan selembar lima ribuan kepada Sri. “Pakailah.”
Sri terkejut. Ia pandangi wajah Wati dan uang yang berada di tangannya bergantian. Ia yakin tetangganya dari kampug itu juga sedang membutuhkan uang. Suami Wati baru saja sakit. Pasti belum bisa menarik becak seperti suaminya. Apalagi saat ia teringat dengan pesan suaminya.
“Jangan, Mbak. Pasti Mbak Wati juga membutuhkannya. Insyaalah saya masih bisa bertahan sampai bapaknya Dian pulang.”
“Aku percaya kalian masih bisa bertahan. Tapi bagaimana dengan Dian? Dia sudah begitu kurus. Dia bisa sakit Sri. Kalau sampai itu terjadi pasti biayanya akan lebih mahal. Aku yakin kamu juga tidak tahu kapan suamimu pulang.”
Sri mendesah. ibu mana yang tega anaknya sampai kekurangan gizi. Ia pun sebenarnya iba melihat nasib Dian. Ditatapnya wajah Dian yang begitu tenang. Sebutir cairan bening mengumpul memenuhi sudut-sudut matanya.

“Tapi kalau uang ini aku pinjam, bagaimana dengan Mbak Wati?”
“Tenang Sri. Aku biasa pinjam ke warung dekat rumah. Mas Darmin juga sudah sembuh. Insyaalah besok sudah bisa narik lagi.” Jawaban Wati tidak membuat Sri lega. Tapi Sri benar-benar tidak punya pilihan saat itu.
“Terimaksih, Mbak. Nanti kalau bapaknya Dian dapat uang pasti segera kukembalikan.”
“Ya sudah, cepet belanja. Aku pamit dulu. Nanti Mas Darmin bingung kalau aku tidak segera pulang.”
“Iya, iya Mbak. Sekali lagi terimaksih, Mbak.”

* * *
Derit roda sayup terdengar. Roda yang selalu berputar meyusuri setiap jengkal jalan hidupnya. Setiap deritnya selalu meberikan harapan bagi Sri dan Yanto. Harapan itulah yang membuat mereka sanggup bertahan hidup. Ia yakin nasibnya berjalan seperti roda. Kadang dibawah, namun suatu saat roda itu pasti akan bergerak ke atas. Meskipun putaran roda kehidupan itu dirasanya berjalan sangat lambat untuk bisa mencapai puncak.. Tapi roda itu tidak boleh berhenti. Harapan dan impian telah membuat roda itu tetap berputar. Bergerak. Menggelinding. Meski perlahan.

“Assalamualaikum.” Suara yang begitu dikenal muncul dari arah pintu triplek.
“Wa’alikum salam.” Sri segera menyambut dan mencium tangan si empunya suara.
Sri menatap wajah suaminya dengan mata berbinar. Yanto dibuat tak enak hati karenanya. Wajahnya pias melihat tatapan isrtinya.
“Maafkan aku, ya.” Suara Yanto tedengar berat. “Ternyata hari ini pun aku gagal mendapatkan uang lima ribu yang kujanjikan pagi tadi.” Wajahnya menunduk, takut melihat reaksi istri tercintanya.
Sri tak kaget. Ia sudah menduganya. Tangannya menggandeng tangan suaminya menuju ruang tengah yang berfungsi sebagai tempat makan sekaligus ruang tidur.

“Mas yanto pasti capek dan lapar. Sekarang, Mas makan dulu.” Ajak Sri lembut sambil membuka tudung nasi..
Yanto terlonjak. Ia tak percaya melihat hidangan istimewa di depannya. Sebakul nasi putih yang megepul hangat, semangkuk sayur bayam dan beberapa potong tempe telah tersaji rapi di atas meja kayu yang kakinya telah lapuk.
“Dari mana semua makanan ini, Sri?” Tanya yanto dengan suara gagap.
“Sudahlah, Mas Yanto makan dulu. Dari kemarin sampeyan belum makan. Kalau sampe Mas Yanto sakit, kita semua akan semakin repot.” Tangan Sri telah menyendok nasi ke piring untuk Yanto. Dengan cekatan, Sri menambahkan sepotong tempe dan sesendok sayur di atasnya.
“Tapi semua ini dari mana, Sri?” Tanya Yanto sekali lagi.
“Saya akan cerita kalau Mas Yanto mau makan.”
Yanto menurut. Dengan ragu tangannya menyendok nasi dari piring. Setelah yakin suaminya menikmati makanannya, barulah Sri bercerita.
“Mas, tadi Mbak Wati sepulang mencuci dari Bu Handoyo mampir.” Sri diam sejenak. Melihat reaksi suaminya. Kemudian mengalirlah kisah hidupnya sepagi tadi sampai akhirnya semua hidangan istimewa dapat tersaji di meja makan mereka.

Uhuk!Uhuk!
Yanto tersedak. Buru-buru Sri menuangkan air putih ke gelas plastik yang di dekatnya.
“Pelan, Mas. Nggak usah buru-buru.”
Yanto diam. Menatap wajah istrinya dalam-dalam. Begitu banyak kalimat yang ingin ia ucapkan kepada istrinya. Tapi mulutnya tetap terkunci. Ia tidak pernah tega menyakiti wanita yang begitu rela menemaninya hidup menderita. Tapi Yanto sangat gusar mengingat kejadian yang dialaminya sebelum pulang ke rumah.Rasa nikmat yang baru didapatnya lenyap seketika. Menu istimewa yang ada di depannya tidak lagi menggoda selera makannya. Hambar. Itulah yang dirasakan lidahnya saat ini.
“Kenapa kamu mau menerima uang dari Mbak Wati?” Jelas terdengar suara Yanto begitu berat.
“Sebenarnya sudah kutolak, Mas. Tapi Mbak Wati memaksa. Ia tidak tega melihat Dian, anak kita. Aku juga tidak tega kalau sampai Dian jatuh sakit karena tidak makan apa-apa. Pasti nanti kita akan butuh uang lebih banyak untuk mengobati Dian. Akhirnya aku pun menerima uang lima ribu itu. Maafkan aku, Mas. Aku tahu Mas tidak suka hutang. Tapi kita sedang tidak punya pilihan.” Ada rasa bersalah dalam nada bicara Sri. Wajahnya menunduk. Ia pun tidak berselera untuk melanjutkan sarapan yang sekaligus juga makan siang.

“Sri, sebelum pulang aku tadi mampir menjenguk Mas Darmin.Tak kulihat makanan di rumahnya. Ia sedang menunggu Mbak Wati yang meminjam uang pada Bu Handoyo setelah mencuci.” Yanto diam sejenak. Mengatr nafas yang semakin tidak teratur. “Aku semakin tidak tega saat melihat Mbak Wati diomeli pemilik warung ketika akan berhutang lagi. Apa kamu tega makan semua ini, Sri?” Yanto berdiri. Tangannya menyambar topi lusuh yang tergeletak di kursi.

“Mas Yanto mau kemana?”
“Keluar. Mencari uang untuk mengganti uang Mbak Wati.” Yanto melangkah tanpa menoleh ke belakang.
Sri terpaku. Memandangi punggung suaminya yang basah oleh keringat. Ada perih di hatinya. Ada rasa bersalah yang begitu desak-mendesak dadanya. Sebutir bening telah menggantung di kedua sudut matanya.
Ia segera bergegas membungkus semua makannnya. Tak ada cara lain. Ia harus mengantarkan makanan itu untuk Wati.
“Mbak Wati, maafkan aku.” Ucap Sri hampir tak terdengar.

wow.. cantiknya

sing

Hari ini ku bahagia
Karna bisa menatap wajahnya
tuhan berikan aku kekuatan
untuk nyatakan cinta padanya . . . .

Semua yang kurasa
lebih dari yang kuharapkan
karna Dia . . . .

reff: Wow... Cantiknya membuatku terbayang-bayang
Senyumanmu meracuni pikiranku
hanya dirimu yang ada di hatiku dan membuatku bingung
ternyata itu palsu

tersadar kini aku tersadar
terbuai ku terjerat dalam mimpi
mungkin semua kan jadi kenyataan
tapi semua hanyalah khayalan . . . .


by : wahyu. w

Masukkan Nama Penyanyi - Judul Lagu

Masukan Nama Penyanyi - Judul Lagu

Mesin Cari Free Download Mp3 Gratis

Label