PADANG - Pasca terjadinya gempa bumi yang mengguncang Sumatera Barat, pemerintah melalui Departemen Sosial mulai mengantisipasi adanya kemungkinan trafficking terhadap anak yang menjadi korban gempa."Pada kondisi bencana seperti ini permasalahan trafficking (penjualan) anak muncul, kita tidak mau kejadian seperti di Aceh terulang, makanya kami langsung melakukan pendataan anak-anak korban bencana, (10/10/2009) malam.
Menurut informasi saat ini saat ini, Depsos telah mengirim Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk melakukan pendataan dan pengawasan terhadap anak-anak, lanjut usia dan orang-orang cacat. "Mereka sudah dilokasi dan terus melakukan pendataan hingga masa tanggap darurat berakhir." Sementara itu, di posko TRC yang bertugas menangani kasus anak-anak korban bencana Depsos yang bertempat di Padang Pariaman setiap harinya menampung 100 anak dan lansia.
"Di Padang Pariaman saat ini banyak sekali anak-anak yang masih berusia lima tahun dan usia sekolah pada ngemis di pinggir-pinggir jalan sepanjang jalan menuju lokasi bencana,'' kata Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Provinsi Sumbar Esti Pratiwi di Padang. Saat ini, kata Esti, sudah mulai bermunculan anak-anak usia sekolah korban gempa yang berada di jalanan untuk mengemis. "Anak-anak tersebut dikhawatirkan rentan menjadi korban perdagangan anak. Sebagai antisipasinya saat ini Dinas Sosial setempat tengah berupaya untuk mencarikan kegiatan bagi mereka," tambahnya. Bahkan Dinsos sendiri telah melakukan pertemuan dengan ahli penggiat anak seperti Kak Seto untuk mencarikan jalan agar mereka bisa lepas dari trauma.
Koordinator Lapangan TRC Depsos Nahar mengatakan sangat sulit untuk melacak terjadinya perdagangan anak. Karena pada umumnya pelaku melakukan aksinya dengan menggunakan modus rasa iba dan berniat merawat.
Pada umumnya pelaku sudah mulai beraksi saat awal bencana terjadi dan bantuan luar belum masuk, pelaku menyasar anak-anak yang keluarga maupun orangtuanya menjadi korban bencana.
Setelah kondisi mulai aman, anak-anak tersebut mulai dijual. Ini terjadi saat bencana di Aceh, Karenanya meskipun masa tanggap darurat belum selesai kita sudah masuk ke lokasi bencana.
