BEKASI, KOMPAS.com - Kampus baru Institut Teknologi dan Sains Bandung (ITSB) di Kota Delta Mas, Kabupaten Bekas menjadi bangunan berkonsep green campus pertama di Indonesia dan kini tengah dalam tahap sertifikasi oleh Green Building Council Indonesia (GBCI).
“Keberadaan kampus ini kami yakini tidak saja mendukung akselarasi membentuk para eco-technopreneur andal, namun juga simbolisasi wujud eco-industry oriented university yang sesungguhnya,” ungkap Ketua Dewan Pengawas Yayasan ITSB, G. Sulistiyanto, dalam siaran persnya, Sabtu.
Pembangunan green campus dimulai sejak 20 Mei tahun lalu, sedangkan kegiatan belajar mengajar yang ditandai dengan Peresmian Penerimaan Mahasiswa Baru dan Pidato Ilmiah oleh Ketua Dewan Pembina Yayasan ITSB, M. Hatta Rajasa telah dimulai lebih awal, pada akhir Januari 2010. Hingga kini tercatat 3 angkatan telah mengikuti perkuliahan dengan jumlah mahasiswa sebanyak 132 orang dibawah arahan 67 orang pengajar.
Bahkan dalam menjalankan fungsinya sebagai feeder university ITB – dimana para mahasiswa ITSB yang beprestasi baik dan memenuhi persyaratan dimungkinkan melanjutkan studi ke ITB – ITSB telah memulainya lebih awal dan pagi ini resmi dilakukan pelepasan mahasiswa oleh Rektor ITSB.
“Kesediaan ITB membuka kesempatan bagi para mahasiswa ITSB yang berprestasi melanjutkan studi kesana adalah sebuah kepercayaan berharga yang harus kita jaga dan gunakan sebaik mungkin. Kita baru saja melihat salah satu contohnya, ke depan pasti akan lebih banyak lagi talenta yang terjaring,” tambah Sulistiyanto.
“Keberadaan feeder university seperti ITSB diarahkan untuk mendukung upaya pemerintah meningkatkan jumlah lulusan program studi sains dan teknologi yang berkualitas di Indonesia,” kata Rektor ITSB, Ari Darmawan Pasek.
Para pihak yang bersinergi dalam pengembangan ITSB, yaitu Sinar Mas, Institut Teknologi Bandung dan Pemkab Bekasi merencanakan agar keberadaan kampus akan mewadahi seluruh aktivita civitas academica dalam mengasah intelektualitas, wawasan serta kepekaan mereka secara optimal, sehingga kelak bermunculan para eco-technopreneur yang mampu memperkokoh kedaulatan bangsa dari sisi ilmu pengetahuan, teknologi, industri, ekonomi serta sosial dan lingkungan.
“Kita berhadap melalui infrastruktur yang memadai, akan tampil sosok-sosok beserta terobosan dan temuan inovatif yang mampu membawa bangsa Indonesia menjawab tantangan terkini seperti pemenuhan kebutuhan pangan dan perubahan iklim,” ujar Franky O. Widjaja.
Akreditasi dan pengembangan kurikulum juga terus berlangsung, terakhir Kemendikbud melalui Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi mengeluarkan mandat kepada ITSB guna menyelenggarakan dua program studi, yaitu Teknologi Pengolahan Batu Bara beserta Teknologi Pengolahan Pulp dan Kertas yang melengkapi sejumlah program studi ilmu terapan yang telah lebih awal hadir seperti Teknologi Pengolahan Sawit.
Sinar Mas juga menjadikan ITSB sebagai salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja berkualitas, atau yang oleh pemerintah selama ini lazim disebut dengan pendekatan link and match. Pada tahap awal, upaya ini dijembatani dengan melibatkan sejumlah unit usaha, seperti PT SMART Tbk. yang memberikan bea siswa jaminan kerja bagi para mahasiswa Program Studi Teknologi Pengolahan Sawit.
Sedangkan PT Golden Energy Mines Tbk. yang menyelenggarakan pelatihan bagi engineer baru yang akan ditingkatkan menjadi program pemberian beasiswa dengan jaminan kerja bagi mahasiswa Program Studi Teknologi Pengelolaan Batu Bara, serta rencana penandatangan nota kesepahaman dengan Asia Pulp and Paper (APP) untuk distribusi bea siswa bagi mahasiswa Program Studi Teknologi Pulp dan Kertas.
Institut Teknologi dan Sains Bandung merupakan institusi pendidikan tinggi yang didirikan oleh Yayasan Institut Teknologi dan Sains Bandung (Yayasan ITSB) dengan dukungan penuh dari Institut Teknologi Bandung, Pemerintah Kabupaten Bekasi dan Sinar Mas dalam pegembangan kegiatan pendidikan di Kota Delta Mas. Bekasi.
ITSB juga merupakan Feeder University ITB, dimana mahasiswa berprestasi di ITSB dapat di transfer menjadi mahasiswa ITB dan lulus sebagai sarjana ITB seperti yang tertuang dalam Nota Kesepakatan Bersama. Dengan visi Eco-Industry Oriented University, ITSB diprogram untuk menghasilkan lulusan yang berkompeten pada bidangnya dan mampu menjawab kebutuhan eco-technopreneur di era industrialisasi, globalisasi, otonomi daerah dan pembangunan nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar